02 Januari 2015, 12.21 WIB
Pada saat awal tahun baru adalah dimana hari kita bisa berkumpul dengan keluarga. Bermain bersama, tertawa bersama, makan bersama, dan hal-hal menyenangkan lainnya. Tapi sayang seribu sayang, hal itu tidak terjadi kepada keluarga Bambang. Bambang si kakek tua gendut berwajah anjing bulldog itu telah meninggal dunia, dan dia di makamkan di suatu TPU di sebuah desa yang terletak di Kota Lamongan, kota dimana dia lahir dan dimana dia tumbuh. Lamongan bagi dia adalah kota yang sangat menakjubkan, kota yang unik, kota yang indah. Bila dia lahir di sana, maka dia harus dimakamkan di sana juga, di Lamongan, tepat di sebelah makam mendiang istrinya yang tercinta. Seluruh keluarganya hadir, mulai dari anak-anaknya, cucunya, saudara-saudaranya, paman dan tantenya, teman-teman kerjanya, anak buahnya, atasanya, pers, dan juga Usman.
Usman menatap makam teman baiknya itu, tidak percaya bila kematian menghampirinya. Di saat detik-detik penguburannya, mata Usman menatap tajam kain kafan yang membalut tubuh jenazah. Ingin sekali dia bersama mengubur jenazah Bambang, akan tetapi mata tajam penuh kebencian menghentikan langkahnya untuk mengubur teman baiknya itu. Usman disalahkan atas kejadian ini. "Pembunuh", itulah perasaan mereka ketika melihat muka Usman. Ingin sekali mereka mengusir Usman, akan tetapi mereka takut, takut terhadap Usman, berharap Usman tidak menyakiti apa yang telah ia perbuat. Tetapi Usman tidak bersalah, dia tidak pernah ada niat untuk membunuh teman baiknya itu.
Usman: Hari-hari yang sangat menyedihkan.
Sammy: Sepertinya
Usman didampingi oleh Sammy, salah satu anak buah Usman dan anggota Rakun, para pembunuh bayaran. Usman dengan pakain jas hitam bersama dengan Sammy yang memakai jaket hitam khas Rakun dimana ada Logo Rakun dibelakangnya. Mereka berdua berdiri paling sudut di area makam, menjauh dari kerumunan orang2. Saat waktu pengkuburan, berdirilah salah satu anak muda yang keluar dari liang lahat itu. Huda, anak kandung dari Bambang yang paling bungsu yang menatap Usman penuh dengan kebencian. Pemuda berumur 18 tahun ini memiliki tatapan yang penuh dengan amarah dan emosi melihat muka Usman, tatapan yang paling benci yang pernah dilihat oleh Usman seumur hidupnya. Tatapannya penuh kemarahan, dengan mata merah berapi-api yang diselimuti oleh tetesan air mata mengutuk.
Sammy: Sepertinya kita tidak diterima disini Big Bro.
Usman: Sepertinya.
Pemakaman tidak dilakukan secara militer seperti pada petinggi kepolisian pada umumnya, dan si Brigjen ini tidak dimakamkan di makam pahlawan, melainkan dimakamkan di pemakaman umum sebelah dengan mendiang istrinya. Walaupun terkesan sederhana, pemakaman ini dihadiri oleh orang2 penting dan juga pers. Walaupun tidak dimakamkan di makam pahlawan, Bambang Supratno masih dianggap sebagai pahlawan. Kebanyakan dari para pelayat dan petinggi itu melihat ke arah Usman, tapi Usman acuh tak acuh. Yang hanya dilihat oleh Usman adalah jenazah Bambang temanya. Lalu seseorang mendekati Usman, seorang yang bertubuh kurus dan tinggi yang memiliki goresan bekas luka di mukanya yang lonjong dengan rambut pendek yang keriting. Dan dia pun mulai berbicara kepada Usman.
Bambang: Beruntunglah bukan aku yang meninggal.
Usman: Sepertinya.
Sammy: Sepertinya.
Namanya adalah Bambang, Bambang Sulistyo. Bila Bambang yang meninggal adalah Bambang dari Lamongan, maka yang satu ini adalah Bambang dari Kediri. Mereka berdua memiliki sifat yang sangat berbeda. Bambang dari Lamongan memiliki sifat baik, berpegang teguh pada keadilan, ramah, dan kuat. Sementara Bambang dari Kediri memiliki sifat yang angkuh, sombong, arogan, picik, dan agak jahat. Keduanya sama2 Brigjen kepolisian dan memiliki pengaruh kuat di kepolisian. Bisa dibilang mereka berdua adalah rival dalam mengendalikan kepolisian.
Bambang: Seharusnya orang seperti dia selalu dikawal oleh penjaganya.
Usman: Dia orang yang sangat kuat, tidak perlu dikawal seperti kau.
Bambang: Sepertinya. Yang penting aku masih hidup.
Usman sangat membenci Bambang yang satu ini, dia memiliki sejarah buruk dalam Kepolisian seperti merusak, meneror, membunuh warga yang tidak bersalah. Setiap tindakan yang dilakukan oleh Bambang yang satu ini pasti menguntungkannya, termasuk berbicara kepada Usman.
Usman: Apa yang kau inginkan?
Bambang: Apanya? Wow, wow, wow. Jangan berpikiran buruk terhadap saya Usman. Aku cuma memberimu info saja terhadap hasil otopsi jenazah Bambang, dan juga rincian kejadian bagaimana dia bisa kecelakaan. Bukannya kau ingin tahu?
Usman: Hufffff..... Sepertinya.
Usman sebenarnya ingin tahu bagaimana meninggalnya Bambang, akan tetapi informasi yang dia peroleh terhadapnya sangatlah terbatas, karena keluarga Bambang tidak terbuka dan kepolisian tertutup untuk memberi informasi yang akurat. Hanya media saja yang dapat memberikan informasi kepadanya, itupun masih kurang.
Bambang: Aku harap kita bisa berbicara cuma empat mata saja. Ini rahasia.
Sammy: Baiklah.
Sammy pun meninggalkan mereka berdua, lalu pembicaraan terjadi.
Bambang: Langsung saja tidak bertele-tele, waktuku sedikit (sambil melihat wartawan dengan pandangan kebencian). Entahlah ini kecelakaan atau mungkin.... pembunuhan. Media memberitahukan kalau ini kecelakaan akibat supir mengantuk. Akan tetapi rumor di masyarakat mengatakan kalau ini pembunuhan.
Usman: Setelah Bambang meninggal situasi makin tidak terkontrol.
Bambang: Ada kejanggalan dan keanehan dalam kecelakaan ini. Supir truk yang mengemudikan dalam kecelakaan ini meninggal.....
Usman: Tidak ada yang janggal bla supir mengantuk dan meninggal karena kecelakaan.
Bambang: Tidak, ini aneh. Cuma satu orang saja berada di Truk, tidak ada orang lain. Seharusnya ada orang lain yang membackup bila supir mengantuk atau istirahat. Itu sudah standar, akan tetapi entahlah. Mungkin supir yang satu ini sudah terbiasa untuk menyetir sendirian tanpa ditemani oleh kawannya, sehingga dia terbiasa untuk itu.
Usman: Bukankah supir truk boleh2 saja untuk menyetir sendirian.
Bambang: Tapi tidak untuk perjalanan dari kota Semarang ke Surabaya. Paling tidak ditemani oleh kawannya, satu orang dan lebih baik kalau dua orang. Akan terjadi bahaya bila sendirian seperti perampokan dan kecelakaan.
Usman: Bisa jadi dia sudah terbiasa bekerja sendirian dalam perjalanan panjang. Dan mungkin gaji yang didapat untuk menyetir sendirian lebih besar didapat, atau perusahaan menghemat biaya untuk orang yang menyetir sendiri. Kira2 perusahaan apa yang mempekerjakan supir ini?
Bambang: Perusahaan ekspor biji kopi yang masih belum diolah. Mereka mengekspor kopi ke negara-negara Eropa dan Australia.
Usman: Begitu ya, nama perusahaanya? Media masih belum tahu apa nama perusahaan si supir itu. Jadi aku pun belum tahu.
Bambang: Maaf kalau itu aku tidak mau menyebutkan namanya.
Usman: Bukannya kau ingin memberitahukan rahasia, bila....
Bambang: Baiklah, nama perusahaannya adalah....
Lalu tiba-tiba seseorang dari arah belakang mereka tertangkap dan segera diusir oleh seorang bodyguard.
Bambang: Hah! Wartawan brengsek, berani-beraninya dia menguping pembicaraan kita. Tunggu dulu, dia orang HAM?
Usman: Ada masalah?
Bambang: Aku benci orang-orang HAM, mengatasnamakan kemanusian demi keuntungannya sendiri.
Usman: Aku rasa apa yang mereka lakukan benar.
Bambang: Termasuk memusuhimu.
Usman:.....
Bambang: Baiklah, nama perusahaannya adalah Faruq & Hazim.
Usman: Sudah kuduga, bukankah itu perusahaan milik anggota Ankabut.
Bambang: Ya, Blue Camel.
Ankabut adalah para pengusaha atau perkumpulan mafia keturunan Timur Tengah dan India. Mereka adalah Rival utama dari Red Dragon, perkumpulan mafia keturunan Tionghoa. Fun name mereka adalah Blue Camel atau Unta Biru yang diberikan oleh Red Dragon, antonim dari Red Dragon. Walaupun mereka tidak sekuat Red Dragon, akan tetapi pengaruh mereka sangatlah kuat dan bisa menjadi ancaman besar Red Dragon.
Usman: Ayolah jangan merendahkan mereka. Mengatakan Ankabut dengan nama Blue Camel.
Bambang: Terkadang persaingan antara mereka sangatkah lucu, Red Dragon dan Blue Camel ini. Dua-duanya saling mengolok. Yang satu mengatakan Naga memangsa Unta dan menguyahnya bagaikan permen karet. Dan yang satunya membalas, maaf, batang arab lebih besar dan lebih memuaskan daripada batang cina kecil dan buruk rupa. Batang arab bisa memuaskan gua-gua cina daripada batangnya cina. Wahahahahaha.
Usman: Ejekan mereka, memang lucu juga. Mengingatkanku akan hal itu.
Pernah ada suatu kejadian di tahun 2000an dimana seorang istri muda cantik dari anggota Red Dragon, yang sama2 keturunan Tionghoa, dan tertangkap basah selingkuh dengan seorang pengusaha Arab anggota Ankabut di sebuah kamar hotel mewah. Sang suami pun marah dan kesal dengan tingkah laku sang istri. Setelah suami menampar muka si istri, sang istri pun marah berteriak "P**** cina kecil, K***** Arab gede memuaskan. Aku suka sama orang arab, lebih gagah daripada orang Cina!!!!" Perkataan itu menimbulkan rumor di setiap kalangan baik di dunia mafia maupun panggung hitam. Sehingga jadilah joke rasis vulgar "K***** orang Cina kecil, K***** orang Arab BESAR!"
Usman: Terus bagaimana dengan perusahaan itu. Apa tanggapan mereka?
Bambang: Mereka juga turut prihatin, tidak ada kecurigaan yang berarti. Sudah pasti mereka akan membiayai keluarga korban seperti yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan baik lainnya agar tidak didemo dan dihujat.
Usman: Jadi tidak ada kan hal2 lain. Kecuali cuma rumor saja kalau Bambang orang penting dan pasti menjadi sasaran pembunuhan.
Bambang: Kecuali satu hal. Dari hasil otopsi mengenai jenazah Supir ada satu hal yang benar-benar aneh. Pertama-tama aku bertanya kepadamu? Apakah ada salah satu anak buahmu yang bisa menghipnotis?
Usman: Maksudmu? Hey jangan berpikir yang aneh-aneh. Aku tidak mungkin....
Bambang: Tidak-tidak. Aku tidak percaya bila kau dan anggotamu melakukannya. Terlalu bodoh, itu terlalu bodoh bila kau melakukannya.
Usman: Dan maksudmu menghipnotis apakah ada kaitannya dengan jenazah supir itu?
Bambang: Ya. Dari hasil otopsi ada keganjilan. Si supir bukan meninggal akibat dari benturan karena kecelakaan. Sebelum terjadi tabrakan, si supir sudah meninggal terlebih dahulu.
Usman: Apa?!
Bambang: Aneh benar. Dari hasil otopsi juga. Si supir ini terjadi kelainan pada indera dan saraf. Matanya membesar, otaknya yang membeku, jantungnya yang bocor, paru-paru beserta organnya yang yang robek, dan hal-hal lainnya. Tapi anehnya tidak ada keretakan pada tulang atau tengkorak yang retak yang seharusnya terjadi pada setiap kecelakaan apapun jenisnya.Â
Berbeda dengan Bambang yang meninggal akibat benturan dan terjadi kerusakan pada tulang rusuk dan tengkoraknya. Dan seharusnya bila itu terjadi si supir itu harusnya hidup, tapi si supir aman dan nyangkut dengan sabuk pengamannya. Aku yang dulunya berkata sabuk pengaman itu melindungi kita dari kecelakaan, malah menjadi tidak berguna. Oh ya si Supir sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit Kronis menurut data medis perusahaan, mana mungkin bisa orang sehat seperti dia memiliki organ yang nggak karuan.
Usman: Apakah ada luka luar seperti goresan atau apa pada sopir itu?
Bambang: Ada di bagian dengkul dan kedua kakinya, bukan bagian yang vital menurutku tapi anehnya lukanya membeku, bukan luka cair.
Usman: Bisa jadi dia memakai narkoba-narkoba yang aneh. Atau pengaruh dari zat2 lain yang mengakibatkan kematian?
Bambang: Dalam tes darah tidak ada kandungan zat-zat narkoba, zat kimia berbahaya, alkohol, atau nikotin kecuali rokok mungkin. Dia dikenal sebagai perokok berat, seperti kau. Tapi anehnya 12 jam sebelum kecelakaan dia tidak pernah merokok. Seharusnya supir seperti dia merokok bila berkendara.
Usman: Jadi, menurut kau di dihipnotis begitu?
Bambang: Sepertinya. Dalam ilmu medis seperti para pengotopsi bilang, kelainan pada saraf dan indera itu terjadi karena hipnotis atau akal sehat dalam kendali. Tapi ilmu medis juga bilang tidak sampai sebegitunya. Tidak mungkin ada yang samapai menghipnotis lebih dari ini. Dan menurutku masih misterius kejadian ini.Â
Bila itu benar-benar terjadi, maka si penghipnotis ini benar-benar dalam taraf "Master". Dan hipnotis inilah yang digunakan untuk membunuh si Bambang Lamongan itu dan mengakibatkan seolah-olah kecelakaan. Dan sayang sekali saat kami mengintrogasi pihak perusahaan, keluarga, dan teman-teman si supir, tidak ada interaksi yang mencurigakan yang dia buat bersama si penghipnotis atau orang asing.
Usman: Apakah tidak ada hal lain selain hipnotis atau apa. Atau guna-guna?
Bambang: Ya harus bagaimana lagi, itu cuma persepsi kami. Informasi ini cuma diketahui oleh petinggi kepolisian, dan tidak enak rasanya bila tidak aku beri kepadamu yang sekaligus sahabatnya. Pembunuhan dengan cara hipnotis dengan menggerakan orang lain itu memang sangat langkah dan jarang terjadi, apalagi di panggung hitam (dunia kriminal). Kecuali satu orang yang bisa melakukan itu, Mbah Diro
Usman: Aku pernah mengenal orang yang satu ini. Rumor mengatakan dia adalah seorang asasin yang menggunakan ilmu-ilmu sihir untuk membunuh targetnya. Dia menggunakan mantra sihir hipnotis saat membunuh rivalnya pada dahulu kala.
Bambang: Ya, sayang sekali dia sangat susah untuk ditemui. Kami juga curiga bila dia pelakunya atau mungkin dia mempunyai link dengan pelaku sebenarnya.
Usman: Lalu apakah mereka tahu? Apakah mereka tahu dengan informasi rahasia ini mengenai hasil otopsi si supir?
Bambang: Siapa? Orang-orang HAM dan wartawan itu? Mereka orang2 bodoh. Kalau diberi tahu pasti mereka tidak percaya dan malah tambah bertanya seperti orang dungu. Mereka selalu membuat repot dengan berita2 murahan mereka. Menjual demi keuntungan....
Usman: Bukan, bukan mereka. Yang aku maksud keluarga, keluarga Bambang.
Bambang: Oh, oh ya. Mereka tahu, mereka sulit mempercayai. Tapi mereka tahu.
Usman: Akhirnya aku tahu kenapa mereka membenciku. Mereka mengira kalau aku membunuhnya dengan cara hipnotis.
Lalu Bambang pun melihat sekililing nya. Tidak ada hal aneh2 seperti wartawan yang menguping. Kecuali tatapan kebencian yang mengarah kepada Usman.
Bambang: Ya harus bagaimana lagi, kau lah orang yang paling berbahaya di Indonesia. Dan orang sepertimu pasti punya anak buah yang bisa melakukan hipnotis atau apa, atau cara aneh seperti berubah menjadi macan atau kau itu alien yang kuat atau apa.
Usman: Aku memang berbahaya, akan tetapi aku tidak punya hal2 aneh seperti itu.
Bambang: Tentu saja pasti ada hal-hal aneh seperti itu, apakah aku tidak tahu Rerrr...
Sontak, Usman menatap tajam kepada mata Bambang. Instingnya mencurigai sesuatu.
Usman: Apanya?
Bambang: Tidak, tidak ada. Pikiran menjadi semakn aneh setelah aku melihat kartun Jepang di internet yang idenya aneh2.
Usman: Ya kartun Jepang memang aneh2, jangan terlalu banyak melihat kartun Jepang. Jadi gila kayak bocah zaman sekarang.
Lalu Jenazah Bambang diadzankan.
Bambang: Sepertinya
Usman: Apakah ada tidak ada sesorang atau perkumpulan lain yang melakukan pembunuhan ini.
Bambang: Tidak ada, cuma mbah diro saja yang kami ketahui.
Usman: Mungkin saja, Yusuf Supri musuhnya, Ryan, Santoso, atau kelompoknya? Atau siapapun yang tergolong sebagai musuhnya?
Bambang: Masih belum ada bukti bila orang2 seperti mereka melakukannya. Kami juga menyelidiki mereka, dan tidak ada keterkaitannya, atau belum.
Usman: Bagaimana dengan kelompok lain, yg masih belum diketahui.
Bambang: Kelompok lain kelompok namanya apa?
Usman: Kelompok Rerrrr....
Bambang: Eh?! Ah? Hahhhhh!!! Aku tidak tahu ada kaitannya dengan ankabut atau mungkin Red Dragon, semuanya masih misterius. Dan cuma Mbah Diro saja yang kami curigai.
Usman: Hemmmmm Begitu ya. Ya kalau cuma ini informasi yang kau berikan kepadaku, aku benar-benar terima kasih kepadamu karena mau menolongku.
Bambang: Sama-sama. Maaf bila informasi ini masih misteri. Mungkin kita usai dulu pembicaraan kita yg sesaat ini.
Lalu liang lahat mulai dipenuhi oleh tanah.
Bambang: Usman, aku cuma memperingatimu. Bila Bambang Lamongan ini sudah tidak ada, apakah kau percaya dengan Bambang yang satu ini, Bambang dari Kediri.
Usman: Aku tidak menyukaimu.
Bambang: Jangan terlalu jujur, semua tahu kau juga dalam keadaan bahaya. Setelah peristiwa ini akan ada suatu kejadian besar. Aku yakin itu.
Usman: Heh, kau tahu apa.
Bambang: Jangan meremehkan aku Usman, walaupun aku ini seorang pengecut. Aku punya informasi yang lebih besar daripada yang kau punya. Aku yakin saat ini kau meminta bantuan kepada Wak Ceco.
Usman: .....
Bambang: Ya aku tahu ini, tapi bantuan mereka cuma sesaat saja. Perlindungan yang kau dapat tidak akan melindungimu dari ancaman.
Usman: Bagaimana kau tahu?
Bambang: Menebak, dan aku yakin ini benar. Oh jangan salah paham, mereka wak ceco tidak akan memberi tahukan ini kepada kepolisian dan pihak lain.
Usman: Kenapa kau tidak mengatakan "Rakun meminta perlindungan terhadap PGN"?
Bambang: Semuanya sudah tahu, PGN mulai mengancammu.
Usman (dalam hati): Sial.
Bambang: Aku harap kau masih hidup Usman, aku harap saat mereka mengumandangkan "Ultimatum", aku harap kau masih hidup.
Usman: Tunggu dulu bagaimana kau tahu semuanya.
Bambang: Dulu sebelum Bambang meninggal, kau lebih superior daripada semuanya termasuk aku. Setelah Bambang meninggal, kau akan menuju ke ujung tanduk. Aku tahu informasi rahasia ini, maaf aku tidak mau menjelaskannya (sambil melirik wartawan). Posisiku saat ini bukan berada di pihak musuhmu maupun kawanmu, aku netral tidak memilih siapapun dalam urusan ini. Pihakku sekarang ada demi negaraku yang tercinta, negara Indonesia.
Usman: .....
Bambang: Mungkin aku memang orang yang kejam, seperti Jenderal Hendro. Tapi percayalah, hatiku masih ada demi bangsa Indonesia. Dan aku harap aku benar. Aku harap agar kau tetap hidup demi bangsa ini. Tapi aku harap, kau kalah demi bangsa ini Usman.
Usman: Mengapa?
Bambang: Kau itu Kutukan maupun Anugerah bagi negara ini. Aku benar2 tidak tahu. Seharusnya kau itu tidak ada, Rakun itu tidak ada, 3 pelayan itu tidak ada, dan teman lamamu yang bernama Syueb itu tidak ada. Aku harap. Tapi aku pun takut, bagaimana kalau kau tidak ada. Mungkin Indonesia menjadi lebih menderita, dan cuma kau orang yang bisa mengendalikan kekacauan ini.
Usman: Jadi kau ingin agar aku selamat maupun celaka.
Bambang: Yah, begitulah. Tapi untuk saat ini aku ingin kau selamat dulu.
Usman: ...
Bambang: Andai saja negeri ini tidak ada koruptor, andai saja negeri ini tidak ada diktator, andai saja negeri ini tidak ada mafia. Mungkin para pembunuh seperti kau dan aku tidak akan terlahir di negeri ini. Semuanya akan baik-baik saja. Mungkin saja kita harus berterima kasih kepada orang2 bangsat ini agar orang bangsat seperti kita memiliki eksistensi hidup.
Usman: Sepertinya.
Bambang: Sebelum kita mengakhiri pembicaraanku, nasehat dariku! Bila ada orang2 hebat yang ingin membunuhmu, jangan bunuh mereka, rekrutlah mereka.
Usman: Apa maksudmu?
Bambang: Percayalah padaku dan ingat kata2ku, "rekrutlah mereka yang mau membunuhmu". Permisi, waktuku sudah habis, sepertinya aku mau balik dulu Usman.
Usman: .....
Bambang: Oh ya satu kabar lagi, Salim temanmu menghilang.
Usman: Salim? Menghilang? Bagaimana?
Bambang: Masih belum tahu, saat ini kepolisian masih menyelidiki dan masih belum ada tanda2 keberadaannya, mobilnya pun masih ada. Bila ingin tahu lebih lanjut, kau pergi saja ke rumah Salim. Untuk ini aku masih belum memberitahumu, waktuku tidak banyak, dan (sambil melihat wartawan yang sedang memotret mereka) pemakamannya hampir selesai. Bila aku disini terus akan menjadi kecurigaan. Maaf kalau saja informasi yang kuberikan sedikit. Good bye.
Usman: Selamat tinggal.
Lalu Bambang pun pergi meninggalkan Usman menuju ke sudut lainnya. Sammy pun mulai mendekati Usman.
Sammy: Sepertinya keadaan makin buruk.
Usman: Sepertinya.
Lalu sesi doa jenazah berlanjut, setelah itu mulai para pelayat meninggalkan jenazah. Memberi kabar kepada si mayat mereka akan sendirian di alam baka. Gundukan tanah makam Bambang itu sekarang cuma dilayati oleh keluarga dekat Bambang dan juga Usman beserta anak buahnya. Usman menunggu untuk mendekati teman baiknya itu. Akan tetapi teriakan mengusir terjadi.
Huda: PERGI KAU DARI SINI SETAN!!!
Usman dan Sammy pun menatap mata seorang pemuda yang marah akan mereka.
Usman: Sammy ayo kita segera tinggalkan tempat ini. Kehadiran kita tidak diterima.
Sammy: Baiklah.
Mereka pun pergi berjalan kaki menuju ke jalan raya untuk menemukan angkutan umum.
Sammy: Kalau nggak salah namanya Huda kan?
Usman: Ya, itulah namanya.
Sammy: Kenapa harus ada orang-orang yang memilikki nama yang sama. Yang satu hidup, dan yang satu meninggal. Yang mati kenapa harus orang yang baik, sementara yang hidup kenapa harus orang yang menyebalkan? Tapi tetap saja, kita semua akan mati.
Usman: Sepertinya.........
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H