Bambang: Semuanya sudah tahu, PGN mulai mengancammu.
Usman (dalam hati): Sial.
Bambang: Aku harap kau masih hidup Usman, aku harap saat mereka mengumandangkan "Ultimatum", aku harap kau masih hidup.
Usman: Tunggu dulu bagaimana kau tahu semuanya.
Bambang: Dulu sebelum Bambang meninggal, kau lebih superior daripada semuanya termasuk aku. Setelah Bambang meninggal, kau akan menuju ke ujung tanduk. Aku tahu informasi rahasia ini, maaf aku tidak mau menjelaskannya (sambil melirik wartawan). Posisiku saat ini bukan berada di pihak musuhmu maupun kawanmu, aku netral tidak memilih siapapun dalam urusan ini. Pihakku sekarang ada demi negaraku yang tercinta, negara Indonesia.
Usman: .....
Bambang: Mungkin aku memang orang yang kejam, seperti Jenderal Hendro. Tapi percayalah, hatiku masih ada demi bangsa Indonesia. Dan aku harap aku benar. Aku harap agar kau tetap hidup demi bangsa ini. Tapi aku harap, kau kalah demi bangsa ini Usman.
Usman: Mengapa?
Bambang: Kau itu Kutukan maupun Anugerah bagi negara ini. Aku benar2 tidak tahu. Seharusnya kau itu tidak ada, Rakun itu tidak ada, 3 pelayan itu tidak ada, dan teman lamamu yang bernama Syueb itu tidak ada. Aku harap. Tapi aku pun takut, bagaimana kalau kau tidak ada. Mungkin Indonesia menjadi lebih menderita, dan cuma kau orang yang bisa mengendalikan kekacauan ini.
Usman: Jadi kau ingin agar aku selamat maupun celaka.
Bambang: Yah, begitulah. Tapi untuk saat ini aku ingin kau selamat dulu.