Mohon tunggu...
Ahmad Solo
Ahmad Solo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bambang

23 Oktober 2017   01:58 Diperbarui: 23 Oktober 2017   03:20 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sammy: Baiklah.

Sammy pun meninggalkan mereka berdua, lalu pembicaraan terjadi.

Bambang: Langsung saja tidak bertele-tele, waktuku sedikit (sambil melihat wartawan dengan pandangan kebencian). Entahlah ini kecelakaan atau mungkin.... pembunuhan. Media memberitahukan kalau ini kecelakaan akibat supir mengantuk. Akan tetapi rumor di masyarakat mengatakan kalau ini pembunuhan.

Usman: Setelah Bambang meninggal situasi makin tidak terkontrol.

Bambang: Ada kejanggalan dan keanehan dalam kecelakaan ini. Supir truk yang mengemudikan dalam kecelakaan ini meninggal.....

Usman: Tidak ada yang janggal bla supir mengantuk dan meninggal karena kecelakaan.

Bambang: Tidak, ini aneh. Cuma satu orang saja berada di Truk, tidak ada orang lain. Seharusnya ada orang lain yang membackup bila supir mengantuk atau istirahat. Itu sudah standar, akan tetapi entahlah. Mungkin supir yang satu ini sudah terbiasa untuk menyetir sendirian tanpa ditemani oleh kawannya, sehingga dia terbiasa untuk itu.

Usman: Bukankah supir truk boleh2 saja untuk menyetir sendirian.

Bambang: Tapi tidak untuk perjalanan dari kota Semarang ke Surabaya. Paling tidak ditemani oleh kawannya, satu orang dan lebih baik kalau dua orang. Akan terjadi bahaya bila sendirian seperti perampokan dan kecelakaan.

Usman: Bisa jadi dia sudah terbiasa bekerja sendirian dalam perjalanan panjang. Dan mungkin gaji yang didapat untuk menyetir sendirian lebih besar didapat, atau perusahaan menghemat biaya untuk orang yang menyetir sendiri. Kira2 perusahaan apa yang mempekerjakan supir ini?

Bambang: Perusahaan ekspor biji kopi yang masih belum diolah. Mereka mengekspor kopi ke negara-negara Eropa dan Australia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun