Dengan memprioritaskan etika dalam setiap aspek manajemen, organisasi dapat mengurangi risiko kerugian finansial, hilangnya kepercayaan, dan reputasi yang buruk. Dampak kumulatif dari perilaku tersebut bisa mempengaruhi kinerja jangka panjang perusahaan serta relasinya dengan para stakeholders.Â
Etika yang diterapkan secara konsisten tidak hanya melindungi perusahaan dari konsekuensi hukum dan reputasi yang negatif, tetapi juga menciptakan budaya kerja yang sehat dan transparan.Â
Ini memberikan rasa aman bagi para karyawan, meningkatkan loyalitas konsumen, dan memperkuat hubungan dengan komunitas serta lingkungan.
Lebih jauh lagi, integritas etis dalam manajemen menjadi dasar bagi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.Â
Ketika sebuah organisasi menempatkan etika di garis depan, itu tidak hanya akan menghasilkan keuntungan jangka pendek, tetapi juga membuka jalan untuk kesuksesan jangka panjang dengan menjaga kepercayaan dari semua stakeholders.Â
Ini membuat perusahaan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan serta lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis dan sosial.
Dalam teori Ketergantungan Sumber Daya (Resource Dependence Theory) yang dikemukakan oleh Jeffrey Pfeffer dan Gerald Salancik, organisasi sangat bergantung pada lingkungan eksternal karena lingkungan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk bertahan hidup.Â
Karena itu, organisasi harus berinteraksi secara strategis dengan lingkungannya untuk mengakses dan mengamankan sumber daya tersebut.
Bisnis tidak dapat dipisahkan dari lingkungan eksternalnya, dan keberhasilan bisnis sangat tergantung pada kemampuan adaptasinya terhadap faktor-faktor eksternal, termasuk relasi yang dibangun bersama stakeholders melalui etika yang baik. Â
PENUTUP
Sebagai penutup, etika dalam manajemen didasarkan pada nilai-nilai moral yang universal, seperti keadilan.Â