Mohon tunggu...
AHMAD RIDWAN
AHMAD RIDWAN Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Karya Persada Muna

sedang gabut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Etika Dalam Manajemen

16 Februari 2024   11:56 Diperbarui: 22 Februari 2024   13:43 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, etika dalam manajemen merupakan pegangan moral, baik dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengendalian. 

Perilaku dan keputusan manajemen dalam mengelola orang, uang dan sumber daya lainnya untuk mencapai efisiensi dan efektivitas didasarkan pada prinsip etis di segala spesifikasi bidangnya, seperti sumber daya manusia, keuangan, pemasaran atau operasional. 

Etika memberi norma pada praktik tersebut. Etika dalam manajemen patut dilakukan atas dasar kewajiban karena nilai moral yang dipraktikkan memuat unsur imperatif kategoris. Bukan semata-mata ketakutan terhadap efek samping bila tidak berperilaku etis. 

Pada gilirannya, perilaku etis menghadirkan a clear conscience yang timbul pada hati nurani para manajer. Ini merupakan konsekuensi adanya eudaimonia (kebahagiaan) yang diperoleh dari keutamaan moral. 

Kebahagiaan bukan saja “kesenangan” karena tercapainya nilai ekonomi. Melainkan secara obyektif, melibatkan kebahagiaan seluruh pihak yang terlibat dalam pencapaian nilai ekonomi tersebut. 

Dalam perspektif utilitarianisme John Stuart Mill (1806-1873), kebahagiaan satu orang tidak pernah boleh dianggap lebih penting daripada kebahagiaan orang lain. 

Tidak hanya milik manajemen (sebagai agent) atau bersama pemilik modal (sebagai principal). Tetapi juga, kebahagiaan itu tersalurkan secara luas dengan memaksimumkan nilai yang diberikan kepada karyawan, masyarakat (social), lingkungan hidup (environment) dan stakeholders lainnya.  

Etika dalam manajemen mengusahakan suatu pandangan yang obyektif, yang bisa diterima oleh seluruh stakeholders

Pertimbangan dan keputusan moral yang dilandasi oleh etika manajemen bertolak pada anggapan-anggapan yang bisa dipertanggung jawabkan secara rasional. 

Karena etika dalam manajemen juga memiliki pretensi rasional, maka banyak uraian logis mengangkat pertimbangan dan keputusan moral manajerial dari taraf subyektif serta emosional ke taraf obyektif dan rasional. 

Di antaranya yang bisa disebutkan di sini, yaitu Gibson (2023) dengan pemikirannya mengenai prinsip etis dalam bisnis; Weiss (2022) dengan ulasannya mengenai pendekatan stakeholders; Torelli (2020) yang memadukan secara kritis konsep keberlanjutan, tanggung jawab dan etika untuk memahami bagaimana perusahaan bergerak; Werhane dan Freeman (1999) melalui esainya mengenai etika bisnis; terakhir, Hartman (1996) yang kini dikenal dengan gagasannya mengenai stakeholders case theory pada organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun