Mohon tunggu...
AHMAD RIDWAN
AHMAD RIDWAN Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Karya Persada Muna

sedang gabut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Etika Dalam Manajemen

16 Februari 2024   11:56 Diperbarui: 22 Februari 2024   13:43 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Desain Penulis (2024)

Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos (dalam bentuk tunggal) dan ta etha (dalam bentuk jamak) yang berarti adat kebiasaan (Bertens, 2007, hal. 4). Kemudian, Rakhmat (2013, hal. 27) menjabarkan definisi etika dalam perspektif tersebut sebagai sistem nilai tentang bagaimana manusia harus “hidup baik sebagai manusia” yang telah di institusionalisasikan dalam sebuah kebiasaan.

Dalam konotasi sistem nilai yang membentuk kebiasaan, terdapat prinsip etis yang menjadi landasannya. Sebagai contoh, dalam hubungan majikan dan pekerja, terdapat prinsip yang disebut "keadilan" yang menjadi pegangan moral bersama. Di mana majikan selayaknya memberi upah yang adil, sebaliknya pekerja pun selayaknya mempersembahkan hasil kerja yang adil. Ini menjadi hal biasa dan dianggap baik sejak dulu.

Maka, berdasarkan definisi sebelumnya, kita dapat menilai bahwa perusahaan yang melakukan eksploitasi karyawan, dianggap tidak beretika. Karena, eksploitasi bertentangan dengan prinsip keadilan. 

Dalam aktivitas pengeksplotasian tersebut, manusia dianggap hanya sebagai "alat". Sedangkan seseorang harus memperlakukan orang lain bukan sebagai alat, melainkan sebagai tujuan (Hartman, 1996, hal. 97). Tinjauan ini mengantarkan kita pada definisi yang lebih tajam, bahwa etika sebagai patron perilaku etis didasarkan pada prinsip yang bersifat universal. 

Sehingga, ter-institusionalisasi-kan lah ia dalam suatu "kebiasaan" sebagaimana pendapat Rakhmat (2013, hal. 27).

Prinsip universal dalam perspektif etis, menurut Hartman (1996, hal. 97) berkaitan dengan kesejahteraan, keadilan, dan hak asasi. Bukan saja Hartman (1996), ahli lainnya pun berpendapat bahwa apa yang disebut etika didasarkan pada prinsip etis. Prinsip-prinsip yang sejalan dengan moral universal. 

Weiss (2022, hal. 12) memandang bahwa etika melibatkan pemahaman mengenai pengambilan keputusan yang berprinsip untuk memilih tindakan yang tidak merugikan orang lain. 

Sedangkan menurut Muhr, Bent dan Steen (2010, hal. 9) etika berkaitan dengan upaya untuk membangun serangkaian preskirpsi normatif yang sistematis tentang perilaku manusia guna mengatur moral dan moralitas sehari-hari. 

Adapun Gibson (2023, hal. 7) mendefinisikan bahwa etika merupakan cabang filsafat yang membahas masalah moralitas, di mana moralitas mencakup gagasan tentang baik dan buruk, keadilan, kesetaraan, benar dan salah, serta cara kita mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai.

Dalam perspektif etika normatif, etika sebagai sistem nilai melibatkan diri dalam menilai perilaku manusia, tidak sebatas melukiskan norma-norma etis (berbeda dengan etika deskriptif). 

Etika menjadi penentu baik/buruk suatu perbuatan atau anggapan moral. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun