Mohon tunggu...
Ahmad Mutawakkil Syarif
Ahmad Mutawakkil Syarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just a kid from Cendrawasih, Makassar

Hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Sebuah Pertanyaan dan Jawaban Tentang Bekal Pernikahan

10 Desember 2024   05:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   14:03 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi judul. (Sumber: Hasil Editan di canva.com)

Probabilitas seperti itu bisa terjadi karena adanya ilmu pengetahuan dan komitmen. Kedua hal tersebut lah yang menjadikan “kapal” pernikahan menjadi terarah dan bisa mencapai tujuan. Dan dalam perjalanannya itulah terkadang ditemukan hal-hal yang tidak kita duga sebelumnya, baik itu berbentuk “ujian” maupun "cobaan."

Dua kausa itulah yang kemudian menjadikan ilmu pengetahuan dan komitmen menjadi hal yang sifatnya “wajib” harus dimiliki pasangan sebelum menikah, dibandingkan ketiga hal lain yang sifatnya opsional.

Dan dalam banyak agama, hal yang sifatnya wajib jelas mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada hal yang sifatnya opsional atau tidak wajib. Urgensi inilah yang kemudian menjadikan hal yang wajib tersebut sifatnya “harus dimiliki” dibandingkan ketiga hal yang lain.

Maka benarlah kemudian adagium hukum, “Lex Superio Derogat Legi Inferiori”, aturan yang lebih tinggi mengesampingkan aturan yang lebih rendah

Dalam hal ini, eksistensi ilmu pengetahuan dan komitmen lebih kuat dibandingkan finansial, fisik rupawan maupun jabatan. Kuatnya posisi inilah yang menjadikan ilmu pengetahuan dan komitmen “setingkat” lebih tinggi dibanding ketiga hal tersebut.

Konklusi

Maka sah-sah saja, ketika seorang pria ingin melamar pasangannya, ia tidak memiliki kondisi finansial yang mapan, fisik yang rupawan, ataupun jabatan yang terpandang. Sepanjang ia memiliki ilmu pengetahuan dan mau berkomitmen maka itu sudah lebih dari cukup untuk meloloskan ia dalam proses penilaian pasangan.

Karena seperti yang sudah dijelaskan dalam dua kausa di atas, ilmu pengetahuan dan komitmen sifatnya “wajib”, sementara ketiga hal yang lain sifatnya “opsional”. Maka selama seorang pria memiliki hal yang sifatnya wajib itu, maka ia sudah cukup dalam hal persiapan “bekalnya” dalam mengarungi luas dan misteriusnya lautan kehidupan. Sekian terimakasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun