Mohon tunggu...
Ahmad Iqbal Athok Illah
Ahmad Iqbal Athok Illah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Pelajar SMAN 3 KOTA MOJOKERTO

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arti Hidup

21 Oktober 2024   09:14 Diperbarui: 18 November 2024   19:33 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dika, seorang anak yany tinggal di tengah kota kecil yang sunyi. Suatu hari di bawah teriknya siang di sebuah taman dengan pepohonan rimbun dan bangku kayu, Dika duduk merenung. Ia memandangi sekelompok anak muda yang sedang tertawa, menikmati kebersamaan. "Nia, apa sih sebenarnya arti hidup?" tanya Dika, sambil melipat tangannya di belakang kepala.

"Wah, Dika. Kenapa kamu selalu berpikir terlalu dalam sih? Hidup ya hidup. Kita harus nikmati aja," jawab Nia sambil menggoyang-goyangkan kakinya.

"Enak aja, Nia. Mudah sekali bagi kamu. Semua orang tampak bahagia, tapi aku merasa kosong," Dika berkata, masih menatap ke arah teman-temannya.

Baca juga: OrangTua

"Gini deh," Nia mulai, "coba kamu lihat bunga di sini. Dia tidak tahu kenapa dia ada, tapi dia tetap mekar dan memberi keindahan. Kadang, kita tidak perlu tahu jawabannya."

Dika tersenyum setengah hati. "Tapi kan, bunga juga mati. Apa kita cuma hidup untuk mekar sebentar?"

"Bisa jadi. Tapi mungkin kita juga harus ingat bahwa keindahan itu tidak selalu bertahan lama. Yang penting, kita memberi warna pada hidup orang lain," Nia menambahkan.

---

Hari-hari berlalu, dan Dika merasa semakin terasing di sekolah. Di kelas, teman-temannya berbicara tentang mimpi dan rencana masa depan. "Dika, kamu mau kuliah di mana?" tanya Andi, teman sekelasnya.

"Entahlah. Mungkin... di tempat yang punya pemandangan bagus," Dika menjawab, mencoba bersikap santai.

"Kenapa enggak fokus ke jurusan yang menjanjikan? Kamu kan pintar!" Andi membalas.

Dika hanya mengangguk, tapi hatinya merasa berat. Mengapa semua orang tampak tahu arah hidup mereka, sedangkan dia hanya bingung?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun