Si perawat teringat sehari sebelumnya. Chiro, kucing persia peliharaan si pria, yang biasa masuk dan main di dalam rumah, tampak lesu dan hanya diam saja di teras belakang rumah. Terngiang kembali ucapan si pria beberapa hari sebelum wafat. "Maukah kau merawat Chiro jika sesuatu terjadi padaku?"
........
Wanita itu tertegun menatap dua nisan yang ada di hadapannya. Kini kedua orang terkasih dalam hidupnya telah menyatu di alam baka. Sang anak pergi menyusul sang suami yang telah lebih dahulu berpulang ke hadirat-Nya. Keduanya dimakamkan berdampingan di tempat peristirahatan mereka yang terakhir. Â
Hari itu Mama berziarah kembali ke makam suami dan anaknya. Saat menaburkan bunga ke pusara keduanya, tanpa terasa air matanya menetes. Dalam kesedihannya, suara hatinya menjerit. "Oh, Tuhan, betapa cepat Engkau panggil anakku. Betapa sulit bagiku untuk mencerna semua ini. Betapa berat hidup yang harus ku jalani selanjutnya. Duhai suamiku, duhai anakku, Mama sangat rindu kalian. Sangat ingin berkumpul dan bersama lagi seperti dulu. Apa yang harus ku perbuat?"
Masih begitu jelas dalam ingatannya. Saat sang suami pergi untuk selamanya, sang anaklah yang membantu menguatkan dan memulihkan dirinya agar mampu bangkit kembali dan melanjutkan hidup meski tanpa kehadiran Papa. Kini keduanya telah tiada sehingga membuatnya begitu kehilangan dan berduka. Entah bagaimana ia akan meneruskan hidup ini tanpa kehadiran kedua orang tercinta dalam hidupnya. Ia hanya bisa pasrah, berserah diri, dan bermohon pada-Nya.
(SELESAI)