Mohon tunggu...
Ahmad Effendi
Ahmad Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Berjalan sendiri adalah pilihan, bergumul dengan sosial adalah hakekat.

Mahasiswa Sejarah di salah satu perguruan tinggi kota Yogyakarta. Pecinta sastra dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pasukan Kelelawar yang Merindukan Malam Hari

7 Desember 2019   00:49 Diperbarui: 7 Desember 2019   00:48 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sontak, Rabul dan Taqim kompak saling memandang sebelum akhirnya menyadari apa yang sesungguhnya terjadi. Taqim yang mendengar suara tertawa terbahak dari dalam langsung menuju ke sumber suara.

Amarah berpadu dengan adrenalin mereka yang lama tak diasah lagi. Mereka hanya menjumpai ruang kosong. Tanpa isi. Tak ada Pak Suhadi, tak ada uang dua ratus lima puluh juta. Mereka bertiga melotot, kompak mengarahkan pandangan ke arah Malik yang masih terbahak-bahak.

"Gila kau, bajingan" Sontak Taqim memukul Malik hingga terkapar. Namun, Malik masih tertawa girang.

"Kamu sudah gila. Tak ada otak. Pengangguran edan! Cuih!" Somad meludah ke arah Malik.

"Aku hanya rindu, Sob. Aku hanya rindu dunia malam."

"Aku telah mengatakan kepada warga bahwa Pasukan Kelelawar akan beraksi lagi malam ini di rumah ini pukul 3.30. Kuharap skill kabur kalian masih bagus. Oh, iya. Kantong-kantong persembunyian kita di hutan sama sekali belum terjamah manusia. Jadi selamat datang kembali!"

"Hidup maling! Panjang umur permalingan. Pasukan Kelelawar sampai mati!"

Ungkapan tersebut diteriakan Malik sebelum akhirnya mereka tersadar ada suara keramaian dengan umpatan-umpatan amarah yang semakin mendekat. Dan mulai mengepung rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun