Mohon tunggu...
Ahmad Effendi
Ahmad Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Berjalan sendiri adalah pilihan, bergumul dengan sosial adalah hakekat.

Mahasiswa Sejarah di salah satu perguruan tinggi kota Yogyakarta. Pecinta sastra dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pasukan Kelelawar yang Merindukan Malam Hari

7 Desember 2019   00:49 Diperbarui: 7 Desember 2019   00:48 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alhasil, selama dua tahun, usaha permalingan mereka lancar. Pasukan Kelelawar menjadi komplotan maling paling disegani. Bahkan, kalau dihitung, satu malamnya mereka akan menghasilkan tak kurang dari sejuta untuk masing-masing anggota.

"Jadi maling, apa jadi PNS resikonya sama kok, Sob. Kalau ketahuan ya kita sama-sama bakal dipenjara. Bedanya, kita rugi digebukin warga aja. Ha-ha-ha" Kata Rabul.

"Gaji kita lebih gede lho. Ya, sama-sama kerja kotor juga kok. Mereka cuman menang pake jas sama dasi aja. Kita kalah rapi. Ha-ha-ha" sambung Somad ditengah perayaan keberhasilan mereka malam itu. Gelak tawa pecah, bersama kokokan ayam jago di waktu subuh mereka tertawa puas atas pencapaian mereka malam itu.

"Hidup maling! Panjang umur permalingan. Pasukan Kelelawar sampai mati!"

**

Itu kisah lama. Kejayaan Pasukan Kelelawar tinggal cerita hari ini. Taqim, memutuskan pergi ke kota dan hidup bersama sang istri. Somad, merantau ke Jakarta dan kerja jadi kenek metromini. Kemudian Rabul, bekerja sebagai tukang kebun di salah satu rumah orang kaya bersama istrinya yang jadi pembantu. Alasan mereka meninggalkan dunia permalingan senada: Karena telah beristri dan ingin berubah.

Sementara Malik, Sang Intel, tidak kemana-mana. Jangankan istri, pekerjaan pun dia tidak punya. Dia jadi penganggur sejati. Menghabiskan waktunya untuk melamun dan beromantisme dengan masa kejayaan mereka dulu.

"Andai saja mereka tidak kawin. Brengsek, pasti aku udah kaya raya." Umpat Malik ditengah lamunannya.

"Bajingan. Harusnya mereka tidak meninggalkan dunia enak itu. Harusnya kita jadi maling yang solid!"

Sejak deklarasi perpisahan mereka waktu itu, Malik memang tidak kemana-mana. Dia tetap yakin, bahwa jalan ninja sebagai maling adalah falsafah hidupnya. Ia juga masih punya keyakinan bahwa Pasukan Kelelawar akan kembali. Comeback kalo katanya. Atau Reunion kalau istilah populernya hari ini.

Sejak deklarasi perpisahan itu juga, Desa Banaran menjadi aman. Warga tak resah lagi, Hansip-hansip jadi semakin produktif mengasah otak di depan papan catur. Bapak-bapak juga dapat menyelesaikan banyak ronde tiap malam ritual bersama istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun