Kesehatan mental atau mental health, saat ini sering menjadi perbincangan dikalangan anak-anak muda. Bukan merupakan trend, namun anak-anak muda masa kini dinilai lebih banyak memperhatikan dan merawat kesehatan mental yang mereka alami. Di mana kesehatan mental ini dikaitkan dengan sebuah gagasan, dimana suatu individu berusaha menjaga kesejahteraan psikologis, sosial, dan emosionalnya.
Lalu bagaimana jika kesehatan mental seseorang tidak terjaga? Apakah ada gangguannya? Tentu jika kesehatan mental seseorang tidak terjaga, mental di dalam diri seseorang akan mengalami serentetan gangguan-gangguan yang akan mengguncang kondisi jiwa. Salah satunya adalah gangguan kecemasan, atau yang biasanya anak-anak muda sebut dengan bahasa kerennya yaitu anxiety disorder.
Apa? Kecemasan? Bukannya itu hal yang wajar dialami seluruh manusia di muka bumi ini?
Memang, rasa cemas biasa dialami oleh orang lain. Tetapi seseorang yang mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder, memiliki sensasi yang cenderung berbeda dibandingkan rasa cemas yang umumnya dirasakan oleh orang lain.
Faktanya, seseorang dengan anxiety disorder jauh lebih menganggap kondisinya tersebut sebagai situasi sulit dalam kehidupannya.
Lantas, apakah itu gangguan kecemasan atau anxiety disorder? Apakah itu berbahaya bagi kondisi mental dan jiwa seseorang?
Gangguan kecemasan atau anxiety disorder adalah kondisi kesehatan mental yang mengalami sebuah perasaan takut, khawatir, dan kecemasan yang berlebihan dan terjadi secara terus-menerus. Bahkan semakin berjalannya waktu, perasaan tersebut akan semakin memburuk, intens dan sulit dikendalikan.
Perasaan yang ditimbulkan oleh gangguan kecemasan terkadang muncul tanpa sebab, seperti sebuah teror yang muncul sangat cepat dalam hitungan menit. Perasaan tersebut perlahan akan menjalar ke seluruh tubuh, dan pada akhirnya membuat seseorang kesulitan melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Terkadang seseorang yang mengalami gangguan kecemasan akan merasakan ancaman-ancaman buruk yang membuat mereka terjebak dalam zona bahaya, padahal ancaman tersebut belum tentu nyata dirasakan. Kemudian, gangguan kecemasan tersebut akan menampakan wujudnya dalam bentuk gejala emosi, fisik, dan pikiran.