“Kau tahu, Tel, kenapa kau tetap dijadikan tokoh walau cuma tinggal telinga?”
Telinga Sukma menggeleng.
“Karena tujuanmu memang untuk mendengar, entah itu informasi terang atau justru desas-desus pasar gelap yang seringkali justru lebih teruji kebenarannya.”
“Terus, apa hubungannya dengan pantat Said Gigu?” Telinga Sukma masih bingung.
“Karena aslinya Said Gigu tak lebih dari sekedar pantat. Karena tujuannya memang cuma menjilat pantat. Tak lebih dan tak kurang!”
Telinga Sukma naik turun seperti gerakan mengangguk. Dia merasa ucapan Kaki Sukma ada benarnya. Karena manusia memang seringkali lebih dimaknai bukan semata karena ‘siapa dia’, melainkan lebih kepada ‘apa tujuan hidupnya’.
Secangkir Kopi Ending Fikber-2, Thornville-Kompasiana, 02 Desember 2015.
Untuk membaca episode peserta fikber sebelumnya, silahkan menuju link yang ini.
Link Terkait: http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/30/078723551/beredar-rekaman-percakapan-calo-freeport-jokowi-terseret