Tapi Sukma tetap berlari. Tubuhnya telah amat absurd, hanya tersisa badan dan kaki tanpa lengan serta kepala.
Hingga akhirnya, hantaman keroyokan membuat Sukma terkapar, yang masih terus dihajar oleh tim 13 Lurah Sadikin.
“Pergi…! Temani lengan kiri untuk menuntaskan kewajiban terakhirnya sebagai manusia…!” perintah jasad Sukma untuk yang terakhir kali kepada kakinya. Tapi malang bagi kaki kiri, karena telah terlebih dulu hancur didedel setan kepala hitam asuhan Lurah Sadikin.
Samar jasad Sukma masih mendengar bahak Lurah Sadikin, sebelum akhirnya benar-benar sunyi.
***
Di sebuah warnet pinggir jalan desa, sebuah lengan kiri melayang masuk, membuat remaja penjaga warnet terkencing-kencing keluar ruangan sambil berteriak, “Tangan setaaannn!”
Tapi karena penasaran, dengan penuh ketar-ketir remaja tersebut berbalik dan mengintip, apa gerangan yang akan dilakukan tangan setan tersebut.
Dilihatnya tangan setan itu sibuk mengetik. Darahnya terciprat kemana-mana, sebelum akhirnya kembali remaja itu kabur lebih cepat, dan tak pernah lagi kembali ke pekerjaannya.
Masih teringat jelas dalam benak si remaja, judul yang tertera pada layar monitor, yang penuh cpercikan darah tersebut.
“Pulau Warna Darah: Akankah Tragedi Salim Kancil terulang lagi?”