“Benda apa itu, King, dan dimana saya bisa menemukannya?”
Mahaguru Jati kembali menyeringai. Dan sambil melelet-leletkan lidah beliau menjawab penuh semangat yang membara.
“Untuk menemukannya, kau harus menemui orang yang paling syaraf sedunia dulu, Ben.”
“Waah… kalo itu mah kecil, King. Bukankah sekarang saya sedang menemuinya?” gelak Ben.
Mahaguru Jati mendelik.
“Kau pernah digaplok orang ganteng belum, Ben?”
“Pernah. Bahkan saya selalu menampar diri saya sendiri setiap hari ketika ritual kopi pagi,” kikik Ben tak mau kalah, membuat Mahaguru Jati akhirnya mengalah.
“Udah, ah, Ben, kita serius dikit biar kayak orang benar,” ujar Mahaguru Jati.
Ben nyengir keren. Lha, bukannya memang selama ini nyaris semua orang hanya mirip orang benar?
“Pergilah kau menemui Plenthus di Bukit Bebodoran,” fatwa Mahaguru Jati.
Tak menunggu lama, Ben langsung berangkat dengan bekal seadanya, meninggalkan Mariam Umm yang sakit hati karena dicuekin dari tadi seperti tokoh figuran film dokumenter. Terutama sekali yang perannya dekat dengan alam seperti menjadi pohon toge atau batu Kali Klawing yang sempat booming sebagai penghasil batu akik berkualitas, pada saat Indonesia kembali memasuki Zaman Batu beberapa waktu yang lalu.