Sampailah Ben di postingan cersil usil. Tapi belum lagi Ben melakukan apapun, ketika dihadapannya terpampang pemandangan yang amat menakjubkan.
“Keren…! Vote: Inspiratif…!” tanpa sadar Ben berseru. Dilihatnya sepasang pendekar tengah berpusing dua arah. Pada bagian bawah, sosok angkuh berhidung gondrong tengah berpusing berlawanan jarum jam, sambil melontarkan pukulan ke seluruh penjuru. Sementara dibagian atas tubuhnya yang berjarak sehasta, seorang pendekar wanita cantik justru berputar ke arah sebaliknya, sambil memainkan tarian pedang hujan yang menyerupai kilau pelangi.
Sret! Des!
Ben terlonjak ketika mata pedang dan ujung kepalan mengancam tenggorokan dan dadanya.
“Siapa kisanak?” tanya si sosok angkuh berhidung gondrong tersebut dengan pandangan penuh kewaspadaan.
Agak tergeragap Ben menjawab, “Maaf menggangu. Saya bukan kisanak juga bukan kesemek. Saya Ben, dan saya sedang mencari Bay teman saya.”
Sosok angkuh berhidung gondrong tersebut saling memandang sejenak dengan sang pendekar wanita.
“Kau kenal dia, Na?”
“Tidak, Bay. Tapi bisa jadi dia adalah mata-mata Si Rambut Perak?”
Sosok angkuh berhidung gondrong menatap Ben dengan pandangan menyelidik.
“Saya yang bernama Bay. Ada perlu apa kau mencari saya?”