“Huaaakkk…!!! Prut…!” setelah beberapa kali muntah darah dan kentut kecil, akhirnya Aldy mampu duduk.
“Apakah ini adalah akhir hidupku?” gumam Aldy dengan pandangan mata yang penuh seribu kunang-kunang di Manhattan karyanya Omar Kayam yang tersohor itu. “Andai saat terakhir ini aku masih bisa menyeruput secangkir kopi dan menghisap sebatang kemerdekaan, alangkah indahnya…” kembali Aldy bergumam dengan agak kacau. Barangkali beberapa sel syarafnya terputus buah ‘Ledakan Besar’ tadi.
Dengan amat tertatih Aldy menyeret kakinya menjauhi lokasi pertempuran. Sesekali dia terjerembab, untuk kemudian terus berupaya bangkit dan kembali berjalan. Terus seperti itu hingga pada sebuah Gua dia berhenti. Lebih tepatnya kembali terjerembab dan berada dalam kondisi antara sadar dan tidak sadar.
Tapi pada kondisi seperti itulah dia justru teringat wacana terakhir yang sempat dibacanya di “Kompasiana- Situs Resmi Tempat Pendekar Sejagat Berbagi Jurus Tanpa Ingus” beberapa saat sebelum Duo Pendekar Belati Hawa Nafsu tersebut datang dan menghancurkan Pang Kehutanan Milikinya.
“Ternyata benar ucapan Si Pendekar Literasi Mike Reyssent, bahwa fiksi bikin ngeri karena tak ada batasan sama sekali. Ugh… Seperti tadi saat aku coba-coba mengeluarkan jurus yang pernah ngetop di serial Dragon Ball malah begini akhirnya… Tahu begini aku gunakan saja jurus Era Kehutanan Menggunakan Paperless yang memang sudah cukup matang kupelajari itu, huh! Agaknya mulai detik ini aku harus ekstra berhati-hati dalam menghadapi tokoh pendekar fiksi yang benar-benar seenak udelnya dimasukkan pengarang ke cerita silat ini… Huk… uhuk… Huakkkk…!”
Kembali Aldy muntah darah, dan kembali tulisan ini mesti berjeda…
***
KADO BUAT ADMIN BARU.
Pulau Jawa, Waktu Indonesia bagian FC.
Hiruk-pikuk perayaan pengangkatan Cianbunjin Partai FC masih semarak ketika tiba-tiba salah satu anggota partai yang masih hijau datang melapor.
“Ada apa ini? Apakah Trio Rahab Ganendra, Ando Ajo dan Selsa datang kembali meminta ulang jabatan Cianbunjin yang kemarin mereka tinggalkan?!” bentak salah satu Paspamci alias Pasukan Pengaman Cianbunjin dengan wajah keras.