Mohon tunggu...
Ahmad Afandi
Ahmad Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh

Masih Belajar Menulis (Kembali) !!

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Merebut Desa: Bagian 3

29 September 2024   16:10 Diperbarui: 29 September 2024   16:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebuah desa (Pexels.com/Natasha Lois)

"Orang asing, terima kasih telah menolong kami. Tanpa bantuanmu, kami mungkin tidak dapat selamat dari serangan bandit itu."

"Sama-sama, Nona. Aku senang dapat membantu Anda sekalian." Dimas balas menjura dan segera kenakan kembali caping di kepala dan kalungkan udeng pada lehernya.

Kedua kawan si wanita muda mendekati tubuh si rambut gondrong. Tubuhnya tampak kaku tegang; Matanya masih berkedip ketika tubuhnya dibalik; dan dadanya kembang kempis.

Oh, mereka ingin dirinya hidup-hidup ternyata. Mungkin mereka ingin mendapatkan informasi darinya. Dimas berpikir tentang siapakah orang-orang berpakaian kuning-coklat ini. Apakah kepentingan mereka dengan para Bandit Hutan Larangan ini? Dan apakah mereka dapat membantu dirinya?

"Saudara," kata si wanita muda itu memecah lamunannya. "Siapakah gerangan namamu, Saudara?"

Dimas terkesiap. Ia terlalu terbawa pikiran hingga tidak memperhatikan orang di hadapannya.

"Dimas Pradana, Nyonya."

"Dimas Pradana, ya? Apakah kau tidak punya gelar? Aneh, biasanya orang-orang dengan kesaktian besar sepertimu tidak akan menyebut nama asli." Si wanita muda itu tersenyum heran.

Gelar? Ah, ia lupa sedang berhadapan dengan orang asing. Seharusnya ia beri saja nama samaran untuk menghindari sesuatu yang terburuk. Namun, orang-orang ini tampak tidak memiliki niat jahat. Ya, dilihat dari perlawanan mereka tadi.

"Maaf, apakah kalian ada urusan dengan orang-orang berbaju hitam tadi?" tanya Dimas pada si wanita muda.

"Mereka adalah Bandit Hutan Larangan. Mereka menguasai desa-desa sekitar Gunung Naga ini sejak beberapa tahun yang lalu. Banyak penduduk yang diperbudak dan sebagian terusir dari desa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun