Mohon tunggu...
Ahmad Afandi
Ahmad Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh

Masih Belajar Menulis (Kembali) !!

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Merebut Desa: Bagian 3

29 September 2024   16:10 Diperbarui: 29 September 2024   16:13 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebuah desa (Pexels.com/Natasha Lois)

Daun bekersik diterpa angin kemarau. Hangat udara dan sejuknya belaian angin sungguh berbeda. Langkah demi langkah di atas lantai hutan sedikit terasa asing bagi Dimas.

Tiga tahun telah ia habiskan dengan berlatih dan bertapa. Mempelajari ilmu pedang yang terukir di dalam kuil misterius. Menstabilkan dan meningkatkan tenaga dalam agar dapat mengendalikan pedang saktinya.

Tiga tahun itu pula ia mengubah total keseluruhan kebiasaan hidupnya. Makan dengan lauk buah-buahan liar dan lebih banyak puasa. Menghabiskan waktu dengan berlatih dan semedi.

Selama itu, ia juga tidak pernah bertemu dengan seseorang pun. Bandit atau penduduk desa sekitar. Seluruh kegiatan hanya dilakukannya di sekitar kuil semata.

Banyak perubahan yang mungkin sudah terjadi di luar sana. Hutan yang ia lewati saat ini tampak sedikit berbeda. Dimas bimbang ke mana harus pergi.

Dalam kebimbangan hati ini, suara kegaduhan lapat-lapat tertangkap telinganya. Dari balik deritan pohon tertiup angin. Dari balik ketukan cepat burung pelatuk. Semakin jelas pula suara tersebut.

Dimas lalu berlari mendekati sumber suara. Kelihatannya seperti ada perkelahian.

***

Dimas mulai memanjat sebuah pohon besar di depan. Ia memilih ranting yang rimbun agar tidak ketahuan serta mencocokkan dengan baju hitamnya yang sedikit pudar. Tidak lupa caping bambu buatannya sendiri dilepas untuk melihat lebih jelas.

Seorang wanita muda berbaju kuning dan celana coklat berusaha keras menangkis serangan tiga orang pria. Ia dengan lihai mengayunkan serta memutar toya bajanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun