Mohon tunggu...
Ahmad Afandi
Ahmad Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh

Masih Belajar Menulis (Kembali) !!

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Merebut Desa: Bagian 3

29 September 2024   16:10 Diperbarui: 29 September 2024   16:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebuah desa (Pexels.com/Natasha Lois)

Saat itulah, Dimas sabetkan pedang ke kanan dengan sentakan keras. Lengan bandit itu terhuyung tidak seimbang. Dengan cepat Dimas kirimkan satu tendangan keras ke arah perut. Bandit kurus itu pun mental ke belakang.

Raut terkejut mulai nampak pada dua bandit lainnya. Si kumis tebal memberikan isyarat pada kawan sebelah kiri yang berambut gondrong. Mereka manggut-manggut sebentar lalu melesat ke depan secara bersamaan.

Dua serangan berantai melabrak ke arah Dimas. Serangan yang sangat membabi buta. Tusukan dan sabetan deras datang silih berganti. Coba untuk mencincang tubuh Dimas dengan parang panjang mereka.

Dimas segera tangkis tiap serangan yang datang. Ayunan lengan menyentak kuat bagai cemeti. Pedang berputar laksana topan membendung serangan. Rapalan kata samar beradu dengan kerasnya dentingan baja.

Dimas gerakkan kaki untuk sedikit mundurkan diri ke belakang. Lewat dua kali ayunan pedang, ia berhasil sedikit menjauhi kalangan. Segera tenaga dalam dialirkan. Pedangnya mulai menyala kekuningan.

Saat serangan mulai menderu lagi ke arahnya, ia segera sabetkan pedangnya menyamping. Sinar kuning dan angin tajam menderu ke muka. Mata pedang lalu beradu dengan dua parang panjang. Dentuman keras menggelegar. Muntahan bunga api berpencar ke segala penjuru. Inilah jurus "Tebasan Ekor Naga Api" andalan sang ayah.

Dimas berhasil membuat dua bandit itu terpental ke belakang. Kekuatan pedang di tangannya sungguh luar biasa. Jurus andalan dapat meningkat drastis kekuatannya. Kepercayaan diri mulai muncul. Sekarang ia tidak perlu khawatir berhadapan dengan orang-orang macam ini.

Si kumis tebal dan si gondrong kemudian bangkit. Wajah mereka heran dan kesal. Sementara si kurus duduk termangu melihat kehebatan lawannya. Ia tidak berani untuk bangkit.

Si kumis tebal beri isyarat pada kawannya si rambut gondrong. Ia juga segera tarik si kurus untuk segera bangkit. Tampak ia membentaki si kurus dan meyakinkannya bahwa sesuatu yang ia lakukan akan berhasil.

Dimas merasakan bahwa mereka bertiga akan mengeroyoknya lagi. Ia harus sedia bagaimana pun terjadi.

Tiga bandit itu lalu ambil formasi segitiga dengan si kumis tebal pada bagian depan. Mereka kemudian ambil kuda-kuda yang sama. Kaki kiri di depan dengan parang sedikit di tarik ke belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun