Secara keseluruhan, prinsip-prinsip keadilan Rawls memberikan kerangka kerja yang bermanfaat untuk berpikir tentang keadilan sosial, tetapi penerapan praktisnya memerlukan pemahaman mendalam tentang dinamika sosial dan ekonomi yang kompleks.Â
Keberhasilan penerapan prinsip-prinsip ini tergantung pada konteks tertentu dan kemampuan institusi untuk mewujudkan tujuan keadilan yang ditetapkan oleh Rawls. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan pengetahuan empiris dan analisis sosial dalam upaya menerapkan prinsip-prinsip keadilan secara efektif.
G. A. Cohen, seorang filsuf Marxis terkemuka, mengemukakan kritik terhadap pandangan keadilan John Rawls dengan menyoroti kelemahan dalam pendekatan Rawls terhadap kesetaraan ekonomi. Berikut adalah penjelasan mengenai kritik Cohen terhadap Rawls:
1. Kritik terhadap Prinsip Perbedaan
Cohen berargumen bahwa prinsip keadilan Rawls, terutama Prinsip Perbedaan, tidak cukup kuat untuk membenarkan ketidaksetaraan yang ada dalam masyarakat. Menurut Cohen, Rawls menerima ketidaksetaraan sebagai suatu hal yang sah, asalkan ketidaksetaraan tersebut memberikan manfaat bagi mereka yang paling tidak beruntung. Namun, Cohen mempertanyakan mengapa ketidaksetaraan ini dibenarkan sama sekali, jika tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang lebih adil.
Bagi Cohen, tujuan utama dari keadilan sosial haruslah kesetaraan yang substansial, bukan hanya kesetaraan formal. Ia berargumen bahwa dalam masyarakat yang benar-benar adil, tidak hanya harus ada kesetaraan dalam kesempatan, tetapi juga dalam hasil ekonomi.Â
Dengan kata lain, setiap orang harus memiliki sumber daya yang cukup untuk hidup sejahtera, dan ini tidak dapat dicapai melalui mekanisme yang memperbolehkan ketidaksetaraan.
2. Kritik terhadap Sifat Manusia
Cohen juga berpendapat bahwa Rawls mengakomodasi "bagian-bagian buruk" dari sifat manusia dalam teorinya. Dengan menerima ketidaksetaraan sebagai sesuatu yang diperlukan untuk memotivasi individu untuk bekerja keras dan menggunakan bakat mereka, Rawls dianggap memberikan alasan bagi ketidakadilan yang seharusnya tidak diterima.
Cohen meyakini bahwa dalam masyarakat yang ideal dan benar-benar adil, semua orang dapat memiliki akses yang sama terhadap sumber daya tanpa perlu mengandalkan ketidaksetaraan untuk mendorong produktivitas. Ia berpendapat bahwa jika masyarakat diatur dengan cara yang benar, nilai-nilai solidaritas dan kerja sama dapat menggantikan kebutuhan untuk memotivasi individu melalui ketidaksetaraan.
3. Konsekuensi Moral dan Etis