Rawls berpendapat bahwa dengan memastikan bahwa keuntungan dari ketidaksetaraan mengalir kepada mereka yang paling rentan, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.
Pandangan John Rawls tentang keadilan mencakup pemahaman mendalam tentang timbal balik dalam hubungan sosial dan ekonomi. Dalam konteks ini, Prinsip Keadilan Kedua Rawls menekankan bahwa klaim keadilan seseorang atas sumber daya atau hasil produksi masyarakat harus didasarkan pada kontribusi mereka terhadap proses produksi tersebut. Berikut adalah penjelasan tentang prinsip ini dan implikasinya:
1. Keadilan sebagai Timbal Balik
Rawls memahami keadilan sebagai suatu bentuk timbal balik yang adil, di mana individu memiliki hak untuk mendapatkan bagian dari hasil produksi sosial jika mereka berkontribusi terhadapnya. Dalam hal ini, keadilan tidak hanya dilihat sebagai pembagian yang adil, tetapi juga sebagai pengakuan terhadap peran individu dalam masyarakat.
Menurut Rawls, Anda memiliki klaim keadilan atas "produk sosial" hanya jika Anda berpartisipasi dalam proses produksi tersebut. Konsep ini menggarisbawahi pentingnya kontribusi dalam masyarakat; jika seseorang tidak terlibat dalam produksi, klaim mereka atas hasil produksi itu menjadi lebih lemah.
2. Kewajiban terhadap Mereka yang Tidak Berkontribusi
Rawls mengakui bahwa ada individu yang mungkin tidak dapat berkontribusi, seperti mereka yang memiliki cacat fisik atau mental yang serius. Dalam situasi ini, Rawls berpendapat bahwa meskipun kita mungkin memiliki kewajiban moral untuk berbuat baik kepada mereka, kewajiban tersebut bersifat moral dan bukan karena klaim keadilan.
Rawls menyarankan bahwa kita mungkin memiliki kewajiban alami untuk membantu dan menunjukkan kasih sayang kepada individu yang tidak mampu berkontribusi. Namun, ini bukanlah kewajiban keadilan. Dengan kata lain, meskipun ada rasa tanggung jawab sosial untuk membantu mereka yang kurang beruntung, bantuan tersebut tidak dapat diartikan sebagai kewajiban keadilan dalam konteks kontribusi.
3. Implikasi terhadap Distribusi Sumber Daya
Prinsip ini memiliki implikasi penting dalam bagaimana masyarakat seharusnya mendistribusikan sumber daya. Rawls berargumen bahwa sumber daya tidak seharusnya dialokasikan secara sembarangan kepada mereka yang tidak dapat berkontribusi. Sebaliknya, distribusi sumber daya harus didasarkan pada kontribusi individu kepada masyarakat.
Dalam pandangan Rawls, menyediakan sumber daya kepada individu yang tidak berkontribusi dapat dilihat sebagai bentuk derma, yang bersifat altruistik, bukan sebagai keadilan. Keadilan seharusnya melibatkan pengakuan dan penghargaan terhadap peran yang dimainkan oleh individu dalam masyarakat, dan distribusi harus mencerminkan kontribusi tersebut.