Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Antrum: Menguak Kutukan Film Dokumenter Paling Mengerikan di Dunia

12 Oktober 2024   14:54 Diperbarui: 12 Oktober 2024   15:00 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/poshmark 

Antrum: The Deadliest Film Ever Made adalah film horor eksperimental Kanada yang dirilis pada tahun 2018, ditulis dan disutradarai oleh David Amito dan Michael Laicini. Film ini unik karena menggabungkan dua elemen yang berbeda: narasi dalam bentuk film dokumenter palsu (mockumentary) dan film horor fiksi.

Bagian pertama dari film ini adalah pembuka dokumenter palsu yang mengklaim bahwa Antrum, film yang dirilis pada tahun 1979, adalah film terkutuk. Dokumenter ini menyajikan berbagai kisah tentang kutukan mengerikan yang konon menimpa siapa saja yang menontonnya, termasuk berbagai insiden kecelakaan, kematian mendadak, dan kejadian misterius. Diceritakan bahwa Antrum telah dianggap hilang selama bertahun-tahun, hingga sebuah salinan yang telah dimodifikasi oleh pihak ketiga yang tidak diketahui muncul kembali.

Setelah narasi dokumenter, penonton kemudian diperlihatkan bagian utama film, yaitu Antrum itu sendiri. Film ini menampilkan kisah dua anak yang melakukan perjalanan ke hutan untuk menggali lubang menuju neraka, dengan harapan bisa menyelamatkan jiwa anjing mereka yang sudah mati. Film ini disajikan dengan gaya khas film horor tahun 1970-an, lengkap dengan tone yang suram dan visual yang mengganggu.

Secara keseluruhan, Antrum menciptakan suasana yang sangat gelap dan misterius dengan menggabungkan elemen horor psikologis dan mitos film terkutuk. Film ini berhasil menciptakan rasa takut dengan eksploitasi legenda urban yang membuat penonton merasa seolah-olah mereka sedang terlibat dalam sebuah pengalaman terlarang.

Antrum dikembangkan oleh David Amito dan Michael Laicini setelah mereka berkolaborasi pada proyek terpisah. Saat curah pendapat mengenai skenario-skenario yang mungkin bisa mereka masukkan ke dalam sebuah film, mereka terinspirasi oleh ide tentang bagaimana rasanya menonton sebuah film yang "terkutuk." Konsep ini akhirnya menjadi dasar utama bagi Antrum, yang kemudian berkembang menjadi film horor dengan elemen cerita tentang film yang membawa malapetaka bagi siapa saja yang menontonnya. Amito dan Laicini percaya bahwa gagasan tentang film terkutuk ini dapat menciptakan pengalaman horor yang mendalam dan berbeda.

Untuk membangun aspek okultisme dalam film tersebut, Amito dan Laicini melakukan penelitian mendalam. Mereka mempelajari berbagai penggambaran setan dan iblis dalam sejarah dan budaya dari berbagai sumber. Hal ini memberikan fondasi bagi elemen visual dan narasi film yang berhubungan dengan dunia gaib dan kegelapan. Inspirasi lain datang dari film pendek berjudul Dining Room or There is Nothing karya David B. Earle, yang pernah ditonton oleh Laicini saat ia bersekolah di sekolah film. Film pendek tersebut memiliki gaya yang suram dan menakutkan, yang kemudian mempengaruhi suasana visual dan tone Antrum.

Dalam proses casting, aktris Amerika Nicole Tompkins dipilih untuk memerankan tokoh utama, Oralee, sementara aktor cilik Rowan Smyth memerankan adik laki-lakinya, Nathan. Interaksi antara kedua karakter ini menjadi inti dari kisah Antrum, saat mereka berdua melakukan perjalanan ke hutan untuk menggali lubang menuju neraka.

Proses fotografi utama untuk Antrum berlangsung selama satu bulan di California Selatan. Dengan waktu yang cukup singkat untuk produksi, Amito dan Laicini berhasil menciptakan film dengan nuansa horor yang mengerikan, memanfaatkan lokasi yang gelap dan atmosfer yang menekan.

Antrum pertama kali ditayangkan di Brooklyn Horror Film Festival pada 14 Oktober 2018, menandai debutnya dalam dunia film horor. Setelah penayangan perdananya, film ini turut diputar di berbagai festival film lainnya, di mana Antrum berhasil menarik perhatian dan dinominasikan untuk beberapa penghargaan. Keunikan konsepnya, yang menggabungkan elemen mockumentary dengan cerita tentang film terkutuk, membuatnya menonjol di kalangan penonton festival horor.

Hak distribusi untuk Antrum di Amerika Utara kemudian diperoleh oleh Uncork'd Entertainment, sebuah perusahaan distribusi yang sering menangani film-film independen. Pada musim gugur tahun 2019, Uncork'd Entertainment merilis film tersebut melalui platform Video-on-Demand (VoD) dan layanan streaming, sehingga film ini dapat diakses oleh penonton yang lebih luas. Perpindahan ke layanan VoD memungkinkan Antrum untuk menjangkau penikmat horor di seluruh dunia, yang penasaran dengan reputasinya sebagai "film paling mematikan yang pernah dibuat."

Secara umum, Antrum menerima ulasan positif dari para kritikus, terutama untuk atmosfernya yang mencekam, akting yang solid dari para pemeran, serta kreativitas dalam konsep ceritanya. Atmosfer yang suram dan rasa ketidaknyamanan yang terbangun perlahan menjadi aspek yang paling sering dipuji. Nicole Tompkins dan Rowan Smyth sebagai pemeran utama juga mendapatkan apresiasi atas kemampuan mereka menghidupkan karakter yang terjebak dalam situasi mengerikan.

Namun, tidak semua ulasan sepenuhnya positif. Beberapa kritikus mengkritik tempo film yang dianggap lambat di beberapa bagian, serta durasi yang dirasa bisa diperpendek untuk menjaga ketegangan. Selain itu, alur cerita yang terkadang sulit dipahami atau terlalu samar dalam menyampaikan pesan juga menjadi salah satu keluhan yang diajukan oleh beberapa penonton.

Meski begitu, dengan tema yang segar dan pendekatan unik, Antrum berhasil menciptakan tempatnya sendiri dalam genre horor sebagai film yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga memberikan pengalaman horor yang lebih mendalam melalui mitos kutukan yang dibawanya.

Merencanakan 

Pada tahun 1979, sebuah film misterius berjudul Antrum dikabarkan telah direkam dalam bahasa Inggris, namun konon berasal dari Bulgaria. Film ini diajukan ke berbagai festival film dengan harapan bisa ditayangkan secara luas, namun tak satu pun festival yang menerimanya. Hal yang lebih mengerikan adalah bahwa setelah setiap penolakan, direktur festival yang menolak film ini ditemukan meninggal dalam keadaan yang mencurigakan, memicu rumor adanya kutukan di balik Antrum.

Selama beberapa tahun, film tersebut tetap tak tayang, dan sebagian besar orang tidak pernah mendengar tentang keberadaannya. Namun, pada tahun 1988, secara misterius Antrum muncul kembali dan diputar di sebuah teater di Budapest, Hongaria. Pemutaran ini menjadi peristiwa tragis yang mencuatkan legenda kutukan Antrum. Saat film diputar, teater tersebut terbakar habis, awalnya diduga akibat kerusakan pada proyektor. Api menyebar dengan cepat, membakar seluruh gedung hingga rata dengan tanah.

Setelah penyelidikan lebih lanjut, ditemukan fakta mengejutkan. Para penyelidik memastikan bahwa kebakaran tersebut bukan disebabkan oleh kerusakan proyektor, melainkan oleh penonton di dalam teater itu sendiri. Mereka yang menonton film Antrum diduga mengalami histeria massal dan memulai kebakaran tersebut secara sengaja. Kejadian ini memperkuat reputasi Antrum sebagai film terkutuk yang membawa malapetaka bagi siapa saja yang menontonnya, dengan insiden tragis di Budapest menjadi salah satu contoh nyata dari dampak mengerikan yang konon dibawa oleh film tersebut.

Kisah ini semakin menambah lapisan misteri dan mitos yang mengelilingi Antrum, memperkuat citra film tersebut sebagai bukan hanya sekadar tontonan, tetapi sesuatu yang berbahaya dan menyeramkan, yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi nasib penontonnya.

Antrum, yang sudah dikenal karena kutukan dan reputasinya yang menyeramkan, kembali tidak pernah ditayangkan selama bertahun-tahun setelah insiden tragis di Budapest pada tahun 1988. Film ini tetap tersembunyi dari publik hingga akhirnya muncul kembali di sebuah bioskop di California pada tahun 1993. Pemutaran tersebut menjadi peristiwa yang semakin memperkuat citra kutukan film ini.

Sebelum pemutaran dimulai, ada insiden aneh di mana seorang pekerja di gerai makanan bioskop diduga memberikan LSD kepada penonton melalui popcorn yang dijual. Penggunaan obat tersebut, yang dikenal dapat menyebabkan halusinasi kuat, ditambah dengan gambar-gambar disturbing dari Antrum, memicu kerusuhan besar di dalam bioskop. Penonton, yang berada di bawah pengaruh LSD dan terpapar oleh film yang sudah membawa kesan horor psikologis yang intens, mengalami kekacauan mental.

Kerusuhan tersebut berakhir dengan tragis. Dalam kekacauan yang terjadi, seorang wanita hamil tewas. Peristiwa ini menjadi puncak dari mitos Antrum, semakin memperkuat keyakinan bahwa film tersebut benar-benar terkutuk dan membawa bencana nyata bagi siapa saja yang menontonnya.

Setelah pemutaran di California tersebut, semua salinan film Antrum tampaknya menghilang secara misterius. Film ini sekali lagi lenyap tanpa jejak, semakin menambah auranya sebagai film yang membawa kutukan. Reputasi Antrum sebagai film yang terkutuk pun semakin berkembang di kalangan penggemar horor dan para peneliti film urban legend, dianggap sebagai tontonan yang membawa risiko nyata bagi siapa saja yang berani menontonnya.

Dengan peristiwa ini, Antrum dianggap bukan hanya sekadar legenda urban, tetapi sebuah objek terkutuk yang benar-benar memiliki efek menghancurkan.

Pada tahun 2018, sebuah salinan Antrum yang telah lama hilang muncul kembali, mengejutkan banyak orang dan menghidupkan kembali minat terhadap film terkutuk ini. Penemuan ini mendorong kru dokumenter untuk membuat film pendek yang menjelajahi sejarah Antrum, dampaknya, serta mitos yang mengelilinginya. Meskipun asal-usul film tersebut masih menjadi misteri, kru dokumenter melakukan penelitian mendalam terhadap gulungan film 35 mm yang ditemukan.

Para ilmuwan dan pakar film yang meneliti salinan tersebut menemukan berbagai sifat unik dari film ini. Salah satu temuan yang paling mencolok adalah penggunaan suara-suara yang membingungkan dan citra bawah sadar yang dirancang untuk memicu reaksi emosional yang kuat dari penonton. Elemen-elemen ini berkontribusi pada atmosfer mencekam yang menjadi ciri khas Antrum dan menambah keanehan yang menyelimutinya.

Selama penyelidikan, kru dokumenter juga menemukan potongan-potongan hitam-putih yang tampaknya berasal dari film snuff---film yang menampilkan kekerasan nyata---yang disambungkan secara tidak jelas ke dalam film asli oleh pihak ketiga. Penemuan ini menambah lapisan ketidakpastian dan kengerian, karena menunjukkan bahwa Antrum mungkin telah dimanipulasi atau diubah untuk menambah elemen ketakutan dan kekerasan yang tidak seharusnya ada.

Sebagai bagian dari film dokumenter ini, kru memutuskan untuk berhenti sejenak dalam narasi mereka untuk menayangkan Antrum secara keseluruhan untuk pertama kalinya dalam 25 tahun. Ini memberikan penonton kesempatan untuk mengalami film itu sendiri, sambil mengingat semua mitos dan cerita menyeramkan yang mengelilinginya. Penyajian ini menambah bobot pada pengalaman menonton dan memungkinkan penonton untuk merasakan dampak langsung dari film yang selama ini dikenal sebagai salah satu film terkutuk.

Dengan penayangan kembali ini, Antrum tidak hanya menjadi objek studi film, tetapi juga kembali ke kesadaran publik sebagai bagian dari warisan horor yang mengerikan, melanjutkan reputasinya yang mendalam dan misterius dalam sejarah film.

Antrum mengikuti kisah dua saudara kandung, Oralee dan Nathan, yang berjuang untuk mengatasi kehilangan anjing peliharaan mereka, Maxine, yang baru saja disuntik mati. Perasaan kehilangan dan trauma yang mendalam mengganggu Nathan, terutama setelah ibunya menggoda dengan mengatakan bahwa karena Maxine adalah anjing yang "jahat," dia telah pergi ke Neraka. Ini meninggalkan bekas yang mendalam pada pikiran Nathan, yang mulai mengalami mimpi buruk dan penglihatan yang mengganggu tentang setan. Dalam mimpi-mimpinya, dia terbayang akan kejadian yang lebih mengerikan, termasuk ingatan palsu di mana Maxine menyerangnya tanpa alasan yang jelas, yang menyebabkan kematian anjing itu.

Untuk mencoba menghibur Nathan dan membantunya mengatasi rasa sakitnya, Oralee mengaku telah mendapatkan grimoire dari seorang teman imajiner bernama Ike, yang diklaimnya sebagai seorang ahli dalam ilmu gaib. Meskipun buku tersebut sebenarnya hanyalah buku sketsa yang diisi oleh Oralee dengan gambar-gambar misterius dan "mantra" yang dibuatnya sendiri, ia meyakinkan Nathan bahwa mereka bisa menggunakan buku itu untuk melakukan ritual guna menyelamatkan jiwa Maxine.

Oralee dan Nathan kemudian pergi ke hutan terdekat yang dikenal sebagai tempat bunuh diri, di mana Oralee menceritakan kepada Nathan bahwa tempat itu adalah lokasi di mana Setan jatuh ke Bumi setelah diusir dari Surga. Dia percaya bahwa jika mereka bisa menemukan tempat jatuhnya Setan, mereka bisa menggali lubang menuju Neraka dan menyelamatkan Maxine. Dalam prosesnya, Oralee membimbing Nathan melalui berbagai ritual dan "upacara," yang berfungsi untuk memberikan harapan kepada Nathan bahwa mereka dapat menemukan kalung Maxine sebagai "tanda" bahwa mereka berhasil menyelamatkan jiwanya.

Seiring waktu, Oralee mulai menyadari bahwa "mantra"-nya tampaknya memiliki efek nyata di dunia nyata. Ritual-ritual yang mereka lakukan memunculkan sosok-sosok yang tampak berasal dari neraka, dan suasana semakin mencekam. Dalam perjalanan mereka, pasangan itu tanpa sengaja mengganggu seorang pria yang mencoba melakukan seppuku, atau bunuh diri ritual, dan tanpa sadar melewati mayat yang membusuk akibat bunuh diri di dekat perkemahan mereka. Hal ini menambah ketegangan dan ketidakpastian, seolah-olah mereka semakin terjerat dalam kekuatan gelap yang telah mereka bangkitkan.

Kisah Antrum menjadi semakin kompleks dan menegangkan saat Oralee dan Nathan berjuang tidak hanya melawan rasa kehilangan, tetapi juga melawan kekuatan supernatural yang mereka ciptakan sendiri, yang membuat perjalanan mereka menuju penyelamatan Maxine menjadi sebuah perjalanan yang berbahaya dan penuh dengan konsekuensi mengerikan.

Pada malam pertama mereka di hutan, Nathan mengalami pengalaman yang mengganggu. Dia menyelinap keluar dari tenda dan melihat sebuah perahu yang didayung di sungai terdekat oleh sosok yang menyerupai Charon, pengantar jiwa dalam mitologi Yunani, yang mengangkut seorang wanita telanjang. Penglihatan ini menambah suasana misterius dan menegangkan, dan Nathan juga mendengar suara rantai berderak yang dia kaitkan dengan Cerberus, anjing penjaga neraka, semakin memperkuat tema ketakutan dan kematian dalam cerita.

Keesokan harinya, Nathan dan Oralee menjelajahi hutan lebih lanjut dan menemukan sepasang kanibal. Mereka menyaksikan tindakan mengerikan di mana kanibal tersebut menangkap dan memasak orang hidup-hidup di dalam patung raksasa Baphomet, simbol okultisme yang sering dihubungkan dengan kekuatan gelap. Salah satu korban di dalam patung itu ternyata adalah pria yang sebelumnya mereka temui saat mencoba melakukan seppuku. Penemuan ini tidak hanya menambah ketegangan, tetapi juga memperlihatkan betapa mengerikannya lingkungan di sekitar mereka, serta konsekuensi dari ritual yang telah mereka lakukan.

Ketika kanibal menyadari kehadiran Nathan dan Oralee, mereka berusaha melarikan diri. Oralee berusaha membawa mereka ke tempat yang aman dengan meninggalkan perkemahan dan mendayung ke hilir menggunakan perahu yang sebelumnya dilihat Nathan. Namun, upaya mereka gagal, dan mereka akhirnya jatuh ke dalam air. Meski berhasil mencapai tepi sungai, mereka segera menyadari bahwa mereka terjebak dalam lingkaran dan telah kembali ke perkemahan mereka.

Saat mereka bersembunyi untuk malam itu, Oralee merasa tertekan dan mengakui kepada Nathan bahwa seluruh situasi ini mungkin adalah tipu muslihat, dan mereka telah terjebak dalam permainan yang lebih besar dari yang mereka bayangkan. Namun, Nathan mengungkapkan bahwa dia telah bertemu Ike, teman imajiner Oralee. Dia memberi tahu Oralee bahwa Ike menyuruhnya untuk tidak mempercayai Oralee. Pernyataan ini menambah ketegangan di antara mereka, menciptakan keraguan dan ketidakpastian tentang hubungan mereka dan apa yang sebenarnya terjadi di hutan.

Kisah ini menggambarkan perjalanan emosional dan psikologis yang dialami kedua karakter saat mereka berhadapan dengan kekuatan yang tidak dapat mereka kendalikan, di mana kepercayaan dan hubungan mereka diuji dalam situasi yang semakin mencekam. Antrum tidak hanya berfokus pada elemen horor fisik, tetapi juga menggali kedalaman psikologis dari pengalaman trauma dan kehilangan yang dialami oleh Nathan dan Oralee.

Keesokan harinya, ketegangan dalam Antrum mencapai puncaknya ketika Nathan dan Oralee ditangkap oleh para kanibal. Dalam situasi yang sangat berbahaya, para kanibal berencana untuk memasak Nathan hidup-hidup, menambah elemen kekerasan dan ketakutan yang mendalam dalam cerita. Namun, Oralee berhasil melarikan diri dari kandangnya dan membebaskan Nathan. Saat mereka mencoba melarikan diri dari cengkeraman kanibal, Oralee mengambil pistol yang sebelumnya dimiliki oleh para kanibal dan dengan berani menembak mati mereka, menunjukkan kekuatan dan keberanian yang baru dalam dirinya.

Setelah berhasil melarikan diri dari ancaman tersebut, Nathan menemukan seekor anjing yang kakinya terperangkap dalam perangkap beruang. Dia segera membantu membebaskan hewan tersebut, menganggapnya sebagai tanda bahwa dia telah membebaskan Maxine dari Neraka. Tindakan ini mencerminkan harapan dan pengharapan Nathan, yang terus mencari cara untuk mengatasi kehilangan anjing kesayangannya dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Di tengah perjalanan ini, kartu judul "The End" muncul di layar, memberi kesan bahwa cerita telah mencapai akhir. Namun, film itu tiba-tiba berlanjut, beralih fokus pada Oralee. Dia terlihat berlari melalui hutan, dikejar oleh setan, dan mengalami halusinasi yang hebat. Adegan ini menggambarkan ketegangan yang semakin meningkat dan rasa putus asa yang dialami Oralee. Halusinasi yang dialaminya menunjukkan bahwa dia tidak hanya berhadapan dengan kenyataan fisik, tetapi juga dengan trauma mental dan emosional yang dalam.

Saat Oralee akhirnya bersembunyi di tenda pasangan mereka, dia mengarahkan pistolnya ke pintu masuk, bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan datang. Ketika Nathan mendekat, panik melanda Oralee, dan dia bersiap untuk menembak. Film berakhir di momen yang tegang dan tidak pasti, meninggalkan penonton dalam keadaan cemas dan penasaran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Akhir yang menggantung ini menggambarkan tema ketidakpastian dan ketakutan yang mendalam dalam Antrum, serta efek psikologis dari pengalaman trauma yang dialami oleh karakter-karakter utama. Momen ini menciptakan kesan bahwa meskipun mereka telah berjuang melawan kekuatan gelap, perjuangan mereka mungkin belum sepenuhnya berakhir, dan kengerian bisa terus berlanjut.

Setelah momen tegang di akhir film, dokumenter yang mengelilingi Antrum kembali dilanjutkan, memberikan wawasan lebih dalam mengenai elemen-elemen okultisme dan mitologi yang ada dalam cerita. Para cendekiawan dan pakar film yang terlibat dalam dokumenter tersebut mulai menganalisis simbol-simbol dan rune yang muncul sepanjang film, dengan fokus pada satu rune tertentu yang terkait dengan setan bernama Astaroth.

Astaroth adalah sosok yang sering digambarkan dalam berbagai tradisi okultisme dan mitologi sebagai dewa atau setan yang memiliki kekuatan besar. Dalam dokumenter, para sejarawan dan cendekiawan membahas makna dan signifikansi rune tersebut, yang telah muncul secara bawah sadar di berbagai bagian film. Mereka menjelaskan bahwa rune ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetis, tetapi juga memiliki konotasi yang dalam dan menakutkan, mengingatkan penonton pada kekuatan gelap yang mungkin beroperasi di luar pemahaman manusia.

Selama bagian ini dari dokumenter, para cendekiawan mengaitkan rune Astaroth dengan berbagai tragedi dan kejadian mengerikan yang terjadi sepanjang sejarah. Mereka membagikan berbagai kisah dan legenda yang terkait dengan Astaroth, menunjukkan bagaimana setan ini telah menjadi bagian dari mitos dan kepercayaan dalam banyak budaya, sering kali dikaitkan dengan kematian, pengkhianatan, dan kehancuran. Diskusi ini memberi konteks yang lebih luas terhadap apa yang terjadi di dalam film, menunjukkan bahwa ketakutan yang dialami oleh Nathan dan Oralee bukan hanya masalah pribadi mereka, tetapi juga bagian dari tradisi panjang tentang interaksi manusia dengan kekuatan yang lebih besar dan lebih menakutkan.

Dengan mengaitkan rune yang terlihat di film dengan narasi sejarah tentang Astaroth, dokumenter ini memperdalam pemahaman penonton tentang kekuatan dan pengaruh yang dapat diwakili oleh simbol-simbol tersebut. Ini menciptakan jembatan antara fiksi horor dalam Antrum dan realitas sejarah serta mitologis, menambah dimensi baru pada cerita dan memperkuat nuansa ketegangan dan kengerian yang ada dalam film. Penonton tidak hanya melihat hasil akhir dari cerita, tetapi juga terlibat dalam proses pemahaman tentang apa yang mungkin telah terjadi di belakang layar, menambah lapisan misteri dan ketakutan dalam pengalaman menonton mereka.

Perkembangan

Antrum, film horor yang ditulis, diproduksi, dan disutradarai oleh David Amito dan Michael Laicini, memiliki latar belakang pengembangan yang menarik. Proses kreatif film ini dimulai saat Amito dan Laicini mengerjakan proyek terpisah. Dalam perjalanan mereka, keduanya mulai mendiskusikan ide-ide yang mereka anggap menakutkan dan menarik, hingga akhirnya merumuskan konsep untuk film yang mereka gambarkan sebagai "kisah cinta horor."

Mereka berdua berfokus pada ide utama mengenai pengalaman menonton film yang konon "terkutuk," dengan latar belakang sejarah yang mencakup berbagai insiden menyakitkan yang dialami oleh penontonnya. Melihat potensi dalam konsep ini, mereka mulai mengembangkan skenario yang berpusat pada premis tersebut, berusaha menciptakan sebuah narasi yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga memiliki makna dan kedalaman.

Dalam wawancara dengan Rue Morgue, Amito dan Laicini menjelaskan bahwa alur cerita yang melibatkan film terkutuk itu dirancang dengan nuansa seperti "dongeng gelap." Mereka mengedepankan tema-tema yang berkaitan dengan kehilangan dan konsekuensi moral dari keyakinan, yang menambah kedalaman emosional pada cerita. Konsep ini menciptakan ruang bagi penonton untuk tidak hanya merasa takut, tetapi juga merenungkan implikasi dari tindakan dan keyakinan karakter.

Inspirasi tambahan bagi mereka datang dari film pendek horor berjudul Dining Room or There is Nothing yang ditonton oleh Laicini saat di sekolah film. Film tersebut meninggalkan kesan mendalam pada Laicini, memicu kreativitas dan dorongan untuk menciptakan sesuatu yang unik dalam Antrum.

Untuk aspek okultisme dalam film, Amito dan Laicini melakukan penelitian mendalam mengenai berbagai penggambaran historis dan budaya tentang setan dan iblis. Minat bersama mereka terhadap citra religius dan hal-hal gaib menjadi pendorong dalam pengembangan naskah. Mereka mengintegrasikan simbol-simbol dan rune yang ditemukan dalam Lesser Key of Solomon, sebuah teks abad ke-17 yang menguraikan berbagai aspek okultisme, ke dalam narasi film. Simbol-simbol ini memberikan kedalaman dan otentisitas pada tema-tema yang dijelajahi dalam film, sekaligus memperkaya pengalaman menonton dengan nuansa mistis dan menakutkan.

Secara keseluruhan, proses kreatif di balik Antrum mencerminkan kombinasi dari ide-ide inovatif, penelitian yang mendalam, dan refleksi terhadap tema-tema universal seperti kehilangan dan kepercayaan, menjadikan film ini bukan hanya sebuah karya horor, tetapi juga sebuah eksplorasi psikologis yang menarik.

Respon kritis 

Tanggapan kritis terhadap Antrum umumnya positif, dengan banyak kritikus memuji berbagai aspek dari film tersebut, terutama atmosfernya yang mengerikan, gaya retro tahun 1970-an, dan cara film ini mengaburkan batas antara fiksi dan kenyataan. Hal ini tercermin dalam peringkat persetujuan 75% di agregator ulasan Rotten Tomatoes, berdasarkan 16 ulasan, dengan peringkat rata-rata 6,7/10.

1. Atmosfer yang Mengerikan dan Gaya Retro

Banyak kritikus menyebutkan bahwa Antrum berhasil menciptakan suasana yang mencekam. Gaya visual yang terinspirasi oleh sinema tahun 70-an memberikan nuansa nostalgia yang khas, sekaligus meningkatkan elemen horor film. Atmosfer yang terbangun berhasil menarik penonton ke dalam pengalaman yang intens dan menakutkan.

2. Mengaburkan Batas antara Fiksi dan Kenyataan

Kritikus juga memuji kemampuan film ini untuk mengaburkan batas antara fiksi dan kenyataan, menciptakan perasaan bahwa apa yang dilihat penonton mungkin memiliki kebenaran di dalamnya. Anya Stanley dari Dread Central menyatakan bahwa film ini adalah "pemanjaan imajinasi berlapis-lapis" yang memanfaatkan narasi internal dan struktur mockumentary untuk menciptakan pengalaman yang mendalam.

3. Sinematografi dan Penampilan

Beberapa kritikus, seperti Dolores Quintana dari Nightmarish Conjurings, mencatat keindahan sinematografi dan gaya mimpi yang ada dalam film. Penampilan para aktor, termasuk Nicole Tompkins sebagai Oralee dan Rowan Smyth sebagai Nathan, juga mendapat pujian karena kemampuan mereka membawa emosi dan ketegangan yang diperlukan dalam cerita.

4. Pengembangan Karakter dan Kritik

Meskipun ada banyak pujian, beberapa kritikus mengkritik pengembangan karakter dalam film. Kat Hughes dari The Hollywood News memberikan perhatian pada bagaimana karakter-karakter dalam film dapat terasa kurang berkembang, meskipun ia tetap memuji atmosfer dan ketegangan yang dihadirkan.

5. Keseluruhan Pengalaman

Kritikus seperti Martin Unsworth dari Starburst Magazine memberi penilaian tinggi pada film ini, menyebutnya sebagai "pengalaman yang meresahkan" dan memberikan skor delapan dari sepuluh. Unsworth memuji alur, penampilan, soundtrack, dan gaya visual yang autentik. Deirdre Crimmins dari Rue Morgue menambahkan bahwa film ini "menegangkan dan mengerikan, tidak terduga dan berjiwa kejam," menegaskan bahwa Antrum menambahkan lapisan pada kekuatan sinema yang menakutkan.

Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa kritik terhadap aspek tertentu, banyak elemen positif dalam Antrum---seperti atmosfer yang menakutkan, gaya sinematik yang menarik, dan cara film ini menjelajahi tema-tema psikologis---telah membantu film ini mendapatkan pengakuan di kalangan penonton dan kritikus.

Meskipun Antrum menerima banyak pujian dari para kritikus, film ini juga menghadapi kritik dari beberapa penilai yang merasa bahwa meskipun ada ambisi teknis, ada kelemahan yang signifikan dalam aspek naratif dan penyampaian film.

1. Alur Cerita yang Tipis dan Repetitif

Kim Newman mencatat bahwa alur cerita film ini terasa tipis dan repetitif. Meskipun dia mengakui bahwa film ini memiliki ambisi teknis dan memuji beberapa elemen visual, ia merasa bahwa aspek naratif tidak cukup kuat untuk mendukung keseluruhan pengalaman menonton. Kelemahan dalam pengembangan cerita dan pengulangan elemen tertentu dapat mengurangi ketegangan dan dampak emosional film.

2. Elemen Dokumenter yang Tidak Meyakinkan

Newman juga mengkritik elemen dokumenter dalam film yang dianggapnya tidak meyakinkan. Penonton mungkin merasa bahwa bagian-bagian yang dimaksudkan untuk memberikan konteks atau kedalaman tidak terintegrasi dengan baik dalam narasi utama, sehingga membuat keseluruhan film terasa kurang kohesif.

3. Kritik dari Roger Moore

Roger Moore dari Roger's Movie Nation memberikan kritik tajam terhadap Antrum, menyatakan bahwa film ini tidak cukup amatir untuk dianggap menawan, tetapi juga tidak cukup profesional untuk menciptakan kesan yang meyakinkan. Kritik ini menunjukkan bahwa film tampaknya terjebak di antara dua dunia: tidak mampu mencapai daya tarik yang dibutuhkan untuk menutupi kelemahan dalam produksinya.

4. Ulasan Campuran dari Mike Sprague

Mike Sprague dari Joblo memberikan penilaian campuran dengan skor lima dari sepuluh. Meskipun ia memuji premis film yang menarik dan soundtrack, ia merasa bahwa film ini tidak memanfaatkan potensinya sepenuhnya. Kualitas yang dianggap "amatir" dan kurangnya ketakutan yang mendalam adalah kekurangan yang ia soroti. Ini menunjukkan bahwa meskipun film memiliki ide yang menarik, eksekusinya tidak selalu mencapai tingkat yang diharapkan oleh penonton.

Secara keseluruhan, kritik ini menunjukkan bahwa meskipun Antrum memiliki banyak elemen yang menjanjikan, ada kekurangan dalam hal pengembangan narasi dan penyampaian yang dapat memengaruhi pengalaman menonton. Ini menciptakan dua sisi yang berbeda dalam tanggapan kritis, di mana beberapa penonton mungkin terpesona oleh atmosfer dan estetika film, sementara yang lain merasa kecewa dengan alur cerita dan eksekusi yang dianggap kurang memadai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun