Beberapa individu memiliki dua salinan gen CYP1A2, yang memungkinkan mereka memetabolisme kafein lebih cepat. Ini berarti bahwa kafein dalam tubuh mereka dipecah dan dikeluarkan dalam waktu yang lebih singkat, sehingga efek stimulan dari kafein akan berkurang lebih cepat. Sebaliknya, orang yang hanya memiliki satu salinan gen ini cenderung memetabolisme kafein lebih lambat, sehingga efeknya dapat bertahan lebih lama dalam tubuh.
2. Dampak pada Kebiasaan Tidur
Bagi mereka yang memiliki metabolisme kafein yang lambat, konsumsi kafein, terutama di malam hari, bisa mengganggu kualitas tidur. Ketika kafein tetap berada dalam sistem lebih lama, individu tersebut mungkin merasakan efek stimulasi saat mereka berusaha untuk tidur, membuat mereka lebih sulit untuk terlelap dan mempertahankan tidur yang nyenyak.
3. Saran untuk Konsumsi Kafein
DiMarino menyarankan agar orang yang mengetahui bahwa mereka memiliki metabolisme kafein yang lambat sebaiknya menghindari konsumsi kafein di malam hari jika mereka ingin memastikan istirahat malam yang berkualitas. Mengatur waktu konsumsi kafein dapat membantu mereka menghindari gangguan tidur dan meningkatkan pengalaman tidur secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, memahami bagaimana genetik mempengaruhi metabolisme kafein dapat membantu individu membuat pilihan yang lebih baik terkait dengan kebiasaan konsumsi kafein, terutama jika mereka mengalami masalah tidur atau memiliki kecenderungan terhadap kecemasan. Ini menunjukkan pentingnya pendekatan yang dipersonalisasi dalam mengelola asupan kafein berdasarkan respon tubuh masing-masing.
Kesimpulan
Konsumsi kopi, terutama di malam hari, memberikan efek yang bervariasi tergantung pada individu dan sensitivitas mereka terhadap kafein. Meskipun beberapa orang dapat menikmati kopi tanpa masalah tidur, banyak yang mengalami dampak negatif, seperti kualitas tidur yang buruk dan peningkatan kecemasan. Kafein menghalangi reseptor adenosine, membuat tubuh lebih waspada dan menunda rasa kantuk, serta dapat mempengaruhi ritme sirkadian hingga 40 menit. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah besar, terutama lima cangkir atau lebih, dapat meningkatkan risiko serangan panik pada individu dengan gangguan kecemasan.
Namun, bagi mereka yang bekerja di malam hari atau perlu begadang, konsumsi kopi dapat bermanfaat dengan meningkatkan energi, suasana hati, dan kemampuan kognitif. Waktu paruh kafein bervariasi antara 2 hingga 10 jam tergantung pada faktor genetik dan kondisi kesehatan. Gen CYP1A2, yang bertanggung jawab untuk metabolisme kafein, mempengaruhi seberapa cepat kafein dipecah dalam tubuh. Oleh karena itu, individu yang memiliki metabolisme kafein yang lambat disarankan untuk menghindari konsumsi kafein di malam hari agar dapat memperoleh tidur yang berkualitas.
Secara keseluruhan, penting bagi setiap individu untuk memahami bagaimana kafein memengaruhi tubuh mereka secara unik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat tentang kapan dan seberapa banyak kopi yang sebaiknya dikonsumsi, terutama jika mereka ingin menjaga kesehatan tidur yang optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H