Pendidikan formal cenderung mengadopsi pendekatan "satu ukuran untuk semua", di mana semua siswa diharapkan mengikuti jalur pembelajaran yang sama. Hal ini bisa menjadi masalah bagi siswa yang belajar dengan kecepatan berbeda atau memiliki gaya belajar yang berbeda.Â
c. Tekanan Akademis yang Tinggi
Sistem pendidikan formal sering kali menekankan pencapaian akademis yang tinggi, yang dapat menimbulkan tekanan besar bagi siswa. Tekanan ini dapat mengakibatkan stres, kecemasan, dan bahkan mempengaruhi kesehatan mental siswa.Â
d. Keterbatasan dalam Pembelajaran Kontekstual
Dalam banyak kasus, pendidikan formal kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung atau pembelajaran kontekstual. Misalnya, keterampilan praktis dan keterampilan hidup sehari-hari mungkin tidak cukup ditekankan dalam kurikulum formal.Â
3. Mengintegrasikan Pendidikan Formal dan NonformalÂ
Untuk mengatasi keterbatasan ini, penting untuk mempertimbangkan integrasi antara pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan nonformal, yang mencakup pelatihan kerja, kursus keterampilan, dan kegiatan ekstrakurikuler, dapat melengkapi pendidikan formal dengan menawarkan:Â
a. Fleksibilitas dalam Pembelajaran
Pendidikan nonformal dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan individu, memberikan siswa kesempatan untuk mengejar bidang yang mereka minati secara lebih mendalam.
b. Pembelajaran Kontekstual
Melalui pendidikan nonformal, siswa dapat terlibat dalam pembelajaran praktis dan pengalaman langsung yang relevan dengan kehidupan nyata, membantu mereka mengembangkan keterampilan praktis yang penting.Â