5. Makna Doa Arafah
Doa Arafah mengandung berbagai tema penting, seperti pengakuan akan kebesaran Allah, penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan, dan permohonan untuk bimbingan dan rahmat di masa depan. Doa ini juga mencerminkan rasa syukur dan pengabdian yang mendalam kepada Allah SWT.
Doa Arafah yang dibacakan oleh Husain bin Ali dan dilanjutkan oleh Muslim Syiah pada tanggal 9 Zulhijjah adalah tradisi yang sangat penting dalam Islam. Dengan membaca Doa Arafah dari waktu Dhuhur hingga matahari terbenam, umat Muslim Syiah merayakan hari Arafah dengan penuh kekhusyukan dan penghayatan spiritual. Bagi mereka yang tidak dapat hadir di Mekah, tradisi ini tetap dilaksanakan di tempat-tempat suci lainnya, memungkinkan mereka untuk merasakan keberkahan dan rahmat hari Arafah. Tradisi ini menunjukkan pentingnya doa dan salat dalam mendekatkan diri kepada Allah, terutama pada hari yang sangat mulia ini.
Puasa Arafah
Puasa pada hari Arafah adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak melaksanakan haji. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah mengungkapkan betapa besar keutamaan puasa pada hari ini. Berikut adalah penjelasan mendetail mengenai puasa Arafah, pandangan para ulama, dan alasan mengapa puasa ini dianjurkan serta perbedaan hukum antara jamaah haji dan non-jamaah:
1. Keutamaan Puasa Arafah
Pahala Menghapus Dosa Dua Tahun:
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah, Nabi Muhammad saw. bersabda:
"Puasa pada hari Arafah menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya." (H.R. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa puasa pada hari Arafah memiliki keutamaan luar biasa, yaitu penghapusan dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun sebelum dan satu tahun setelah puasa. Ini menandakan betapa besarnya rahmat dan ampunan Allah pada hari tersebut.
2. Hukum dan Pandangan Ulama