b. Tidak Disarankan untuk Jamaah Haji
Bagi mereka yang sedang melaksanakan haji dan berada di Arafah, tidak disarankan untuk berpuasa. Hal ini disebabkan karena puasa dapat menyebabkan kelelahan dan mengurangi energi yang dibutuhkan untuk menjalankan ibadah wukuf di Arafah. Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw. tidak berpuasa saat beliau berada di Arafah, menunjukkan bahwa keutamaan wukuf lebih diutamakan daripada puasa pada hari tersebut bagi jamaah haji.
Puasa pada hari Arafah adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam, dengan pahala yang besar berupa penghapusan dosa. Bagi umat Islam yang tidak melaksanakan haji, puasa pada hari Arafah memberikan penghapusan dosa selama dua tahun, . Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatada al-Ansari dan Aisyah menekankan betapa besar rahmat dan ampunan Allah pada hari-hari tersebut, menjadikannya kesempatan emas bagi umat Islam untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hari Arafah: Keutamaan dan Maknanya dalam Islam
1. Hari Disempurnakannya Agama Islam dan Nikmat
Hari Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Zulhijah, adalah salah satu hari yang paling mulia dalam Islam. Pada hari ini, Allah SWT menyempurnakan agama Islam dan melimpahkan nikmat-Nya kepada umat Muslim. Hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT:
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu." (QS. Al-Maidah: 3)
Ayat ini diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. saat beliau melaksanakan haji wada' (haji perpisahan) di Arafah, menandakan penyempurnaan ajaran Islam dan pemberian nikmat yang sempurna kepada umat Islam.
2. Hari 'Ied bagi Kaum Muslimin
Hari Arafah juga dianggap sebagai hari 'ied (perayaan) bagi kaum Muslimin. Meskipun tidak dirayakan dengan cara yang sama seperti Idul Fitri atau Idul Adha, hari Arafah tetap merupakan hari yang penuh kebahagiaan dan keberkahan bagi umat Islam. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab:
"Sesungguhnya hari itu adalah hari 'ied (perayaan) bagi kita." (H.R. Tirmidzi)