Pada akhir dekade 1980-an, Masjid Al Falah punya acara pengajian umum bulanan oleh Cendekiawan Muslim Al Falah yang dimotori Prof Fuad Amsyary (kini sudah almarhum) dengan mendatangkan penceramah dan tokoh nasional.Â
Dari kegiatan tersebut kemudian menjadi episetrum gerakan kaum cendekiawan berbasis kampus yag bergeliat saat itu, lalu bermuara pada berdirinya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Iniversitas Brawijaya Malang, pada 7 Desember 1990.
Yang unik dari Masjid Al Falah, bias di kota lain aktivitas gerakan kaum cendekiawan berpusat di masjid kampus, seperti Masjid Salman di ITB atau Masjid Salahuddin di UGM. Di Surabaya tidak di masjid Unair, ITS, IAIN, atau lainnya, tapi di Masjid Al Falah. Ini membuktikan bahwa Masjid Al Falah berwatak inklusif, sebagaimana ditunjukkan pada ruang utama yang terbuka tanpa pilar-pilar pemisah.
Kesan lain yang masih melekat di ingatan saya adalah suasana ukhuwah yang begitu terasa di masjid ini. Setelah salat berjamaah, para jamaah sering berbincang-bincang, berbagi cerita, atau sekadar bertanya kabar. Ada kehangatan yang jarang saya temukan di tempat lain.
Kenangan itu terus hidup dalam ingatan saya. Meskipun kini saya sudah tidak lagi tinggal di dekat masjid tersebut, namun setiap kali saya melewati Jalan Darmokali atau mendengar nama Masjid Al Falah, perasaan nostalgia itu kembali menyeruak. Masjid ini bukan hanya menjadi bagian dari sejarah hidup saya, tetapi juga menjadi saksi perjalanan spiritual saya yang terus berlanjut hingga hari ini.
***
Azan dikumandangkan, usai khatib naik mimbar lalu mengucapkan salam. Para marbot masih sibuk mengatur shaf. Jamaah yang baru hadir dipersilakan memenuhi tempat yang masih kosong. Suasana Masjid Al Falah nampak khusyuk. Beberapa anak kecil tampak duduk di barisan belakang, ditemani orang tua mereka.
Saya berada di shaf bagian tengah, duduk rapi bersama jamaah lainnya, mendengarkan khotbah Jumat yang saat itu disampaikan Prof. Dr. Ir. H. Abdullah Shahab, M.Sc. Beliau seorang Guru Besar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya.
Saya mengenal Abdullah Shahab bukan hanya dari ceramahnya, tetapi juga karya tulisnya. Terutama karya tulisnya yang banyak membahas nilai-nilai Islam dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Dalam khotbahnya kali ini, Prof. Abdullah Shahab membahas tema "Meningkatkan Kualitas Hidup Berbasis Ilmu". Kata-kata beliau terasa begitu mendalam dan menggugah hati.Â