Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lembaran Kenangan di Masjid Al Falah Surabaya

4 Januari 2025   22:03 Diperbarui: 4 Januari 2025   22:03 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Al Falah Surabaya tampak dari depan. foto: masjidalfalah.or.id

Pada akhir dekade 1980-an, Masjid Al Falah punya acara pengajian umum bulanan oleh Cendekiawan Muslim Al Falah yang dimotori Prof Fuad Amsyary (kini sudah almarhum) dengan mendatangkan penceramah dan tokoh nasional. 

Dari kegiatan tersebut kemudian menjadi episetrum gerakan kaum cendekiawan berbasis kampus yag bergeliat saat itu, lalu bermuara pada berdirinya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Iniversitas Brawijaya Malang, pada 7 Desember 1990.

Yang unik dari Masjid Al Falah, bias di kota lain aktivitas gerakan kaum cendekiawan berpusat di masjid kampus, seperti Masjid Salman di ITB atau Masjid Salahuddin di UGM. Di Surabaya tidak di masjid Unair, ITS, IAIN, atau lainnya, tapi di Masjid Al Falah. Ini membuktikan bahwa Masjid Al Falah berwatak inklusif, sebagaimana ditunjukkan pada ruang utama yang terbuka tanpa pilar-pilar pemisah.

Kesan lain yang masih melekat di ingatan saya adalah suasana ukhuwah yang begitu terasa di masjid ini. Setelah salat berjamaah, para jamaah sering berbincang-bincang, berbagi cerita, atau sekadar bertanya kabar. Ada kehangatan yang jarang saya temukan di tempat lain.

Kenangan itu terus hidup dalam ingatan saya. Meskipun kini saya sudah tidak lagi tinggal di dekat masjid tersebut, namun setiap kali saya melewati Jalan Darmokali atau mendengar nama Masjid Al Falah, perasaan nostalgia itu kembali menyeruak. Masjid ini bukan hanya menjadi bagian dari sejarah hidup saya, tetapi juga menjadi saksi perjalanan spiritual saya yang terus berlanjut hingga hari ini.

***

Jamaah di Masjid Al Falah Surabaya. foto: wiwit purwanto/surya  
Jamaah di Masjid Al Falah Surabaya. foto: wiwit purwanto/surya  


Azan dikumandangkan, usai khatib naik mimbar lalu mengucapkan salam. Para marbot masih sibuk mengatur shaf. Jamaah yang baru hadir dipersilakan memenuhi tempat yang masih kosong. Suasana Masjid Al Falah nampak khusyuk. Beberapa anak kecil tampak duduk di barisan belakang, ditemani orang tua mereka.

Saya berada di shaf bagian tengah, duduk rapi bersama jamaah lainnya, mendengarkan khotbah Jumat yang saat itu disampaikan Prof. Dr. Ir. H. Abdullah Shahab, M.Sc. Beliau seorang Guru Besar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya.

Saya mengenal Abdullah Shahab bukan hanya dari ceramahnya, tetapi juga karya tulisnya. Terutama karya tulisnya yang banyak membahas nilai-nilai Islam dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Dalam khotbahnya kali ini, Prof. Abdullah Shahab membahas tema "Meningkatkan Kualitas Hidup Berbasis Ilmu". Kata-kata beliau terasa begitu mendalam dan menggugah hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun