Mohon tunggu...
Agus Tulastyo
Agus Tulastyo Mohon Tunggu... lainnya -

Praktisi periklanan, Pengamat media, Peneliti. "All Truth passes thru three stages: First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as self-evident." - Arthur Schopenhauer; German Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Badai Pengungsi” Senjata menaklukan Elit Uni Eropa? Analisis, dan yang Harus Anda Tahu

28 September 2015   14:02 Diperbarui: 28 September 2015   15:06 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi jelas, bahwa “Arab Spring/Uprising” merupakan sebuah produk hasil dari Industri “Color Revolution”. Global Politics Affair dengan campur tangan Dark Cabals, Globalist, Global Banksters, Petrodollar yang memperdaya pemerintah AS. Tidak bisa disangkal pula, bahwa lebih luas, seluruh peristiwa terjadi untuk membarikade pengaruh Rusia dan China (baca buku: “Grand Chessboard” by Zbigniew Brzezinski).  

Namun operasi “Arab Spring” ternyata tidak memberi hasil signifikan, dapat dikatakan gagal. Belajar dari kegagalan tersebut Dark Cabal mulai bergerak dengan Plan B. Memperdaya kekuatan Superpower melalui “Proxy War” (strategi Pengecut; “Coward”). Menciptakan peperangan atau pemberontakan bersenjata menggunakan organisasi ekstrimis/radikal yang sudah tercipta/diciptakan. Orang-orang yang sudah diberi pelatihan, peralatan dan pendanaan dialihkan menjadi sebuah kekuatan bersenjata, diberi lebel heroik “Freedom Fighter/Pejuang Kebebasan”, bermetamorphosis menjadi ISIS. Melalui strategi proxy war ini ternyata cukup efektif, Muammar Gaddafi (RIP) PM Libya tumbang, dan yang lain sedang berlangsung dikawasan MENA, sampai saat ini.

3. Afghanistan-Libya-Syria-Iraq Quagmire dan Ukraina; Disaat Dark Cabals, Globalist, Global Banksters, mulai kesulitan mengendalikan kekacauan yang terjadi, terutama di keempat negara (Afghanistan, Libya, Syiria, dan Iraq), konflik terus berlangsung, bertambah parah, dan diluar kontrol. Disisi lain Pemerintah Ukraina (ciptaan mereka) masih bergelut dengan kekerasan dan kehilangan Crimea. Disamping itu mereka juga tidak dapat sepenuhnya menguasai dan menaklukan Rusia dan China, melalui sangsi ekonomi. Bahkan Presiden Obama mematahkan satu misi penting mereka terhadap Iran, untuk menggagalkan perjanjian tentang tenaga Nuklir. 

4. Pergantian rezjim di Syria sebagai tonggak utama, untuk menetralisir Rusia dan Iran; Para Cabals berhasil melakukan pergantian rejim di Ukraina dengan mensponsori kudeta, mengganti pemerintahan Presiden Viktor Fedorovych Yanukovych, yang lebih mementingkan hubungan baik dengan Rusia ketimbang bergabung ke Uni Eropa. Saat ini Ukraina dipimpin “Presiden Boneka” Petro Poroshenko, namun harus kehialangan Crimea dengan dominasi penduduk berbahasa Rusia. Merupakan kehilangan wilayah yang sangat signifikan, karena Crimea memiliki kandungan Gas Alam 4,3 triliun meter kubik, Ukraina kini (minus Crimea yang sudah menjadi bagian dari Rusia melalui referendum) hanya memiliki persediaan Gas Alam sebanyak 1,1 triliun meter kubik.  

Meng“Iblis”kan Bashar al-Assad; Keberhasilan mensponsori kudeta di Ukraina adalah sebuah momentum bagi para Cabals untuk memperdaya perintah AS agar melakukan hal yang sama terhadap Syria. Presiden Obama merestui, dan mengeluarkan pernyataan “Presiden Bashar Al-Assad harus turun tahta.” Diikuti para sekutunya di Eropa. Penggelontoran dana, Pensuplian Senjata dan Psychological Warfare pun mulai dioperasikan. Memcuci otak “Brainwashing” seluruh polulasi penduduk dunia merupakan langkah pertama dan krusial. Berbagai propaganda meng“iblis”kan Bashar al Assad dilakukan melalui Main Stream Media (MSM) baik Local/International, tidak terkecuali di Negeri ini. Satu contoh, Pemerintah Bashar al-Assad dituduh menggunakan Senjata Kimia untuk membunuh rakyatnya sendiri. Fakta, tidak ada lembaga manapun didunia yang dapat membuktikan ia membunuh rakyatnya menggunakan senjata kimia, dan melewati Red Line. Taktik propaganda Senjata Kimia bertujuan untuk melegalisasi dan mendeklarasikan perang total terhadap Syiria. 

Rusia dan China tidak sependapat pada tuduhan, dan memiliki bukti bahwa Bashar Al-Assad tidak pernah menggunakan Senjata Kimia. Bukti selanjutnya, polisi turki menagkap 2 anggota teroris, berusaha menyelundupkan bahan baku (hanya dimiliki AS) pembuat senjata kimia ke Syiria, untuk membantu pemberontak memproduksi senjata kimia. AS membela diri, bahwa mereka hanya mendanai pergerakan atau kelompok  “Freedom Fighter”, terdiri dari kelompok oposisi dan Islam Moderat, bukan kelompok ISIS.

Seperti di beritakan MSM, ISIS menjadi tidak terkontrol dan bergerak diluar pakem yang telah digariskan Pemerintah AS-NATO. Diberitakan kekejaman demi kekejaman dilakukan oleh organisasi ini (?). Akhirnya Pemerintah AS pun mendeklarasikan, bahwa ISIS adalah kelompok teroris, harus “dimusnahkan dari permukaan bumi”. Ajaibnya, ISIS bertambah kuat, menyebar luas hingga Afrika dan menjadi organisasi teroris terkaya dan termodern di dunia, memiliki dana besar, peralatan komunikasi, dan peralatan perang yang tak kalah canggih dibanding tentara Syria. Selanjutnya, menurut MSM, ISIS melakukan kekejaman hingga diluar batas kemanusiaan dan terjadi pembantaian rakyat sipil dimana mereka berada. Masih menurut MSM, petinggi Al Qaeda pun akan mulai melakukan perlawan terhadap ISIS(?). Lalu? Salah satu Jendral AS, Jendral David Petraeus berpendapat: “Kita harus bekerjasama denga Al Qaeda untuk membasmi ISIS.” Whaat...???!!! 

Sebuah sumber menjelaskan, bahwa pemerintah AS-EU akan meningkatkan keterlibatan militer di kawasan tersebut (Konflik di Syria):

"The government is essentially posing a question: Could we do more? Should we do more? But Syria is where the fight should be taken to."

Sumber lain menambahkan: "The government will say the campaign in Iraq has been a success. IS has been degraded, land has been taken back. Some of their leaders have been killed. But the problem is across the border in Syria." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun