PERAN DIGITALISASI DALAM MENINGKATKAN SDM
UMKM BATIK SEMARANG
Â
Â
                               Agustiya Fatriya Rizky
Institut Karya Mulia Bangsa
corresponding author : agustiya42@gmail.com
Abstrak
Kehadiran UMKM di Indonesia nampaknya mampu menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi besar terhadap PDB negara. Salah satu jenis UMKM yang  berperan dalam perekonomian negara adalah UMKM Batik Semarang. Produk batik mempunyai keunikan dan merupakan warisan zaman dahulu yang memiliki nilai tersendiri. Semarang merupakan rumah bagi banyak UMKM batik, namun mereka masih menghadapi kendala seperti kendala permodalan, kurangnya promosi, dan kendala dalam negeri terhadap tenaga kerja tidak terampil. Padahal, SDM merupakan mitra organisasi dalam mewujudkan daya saingnya. Sumber daya manusia yang berkualitas  mampu melahirkan ide, kreativitas, kepemimpinan dan keberanian sehingga membuka peluang potensial bagi UMKM batik Semarang untuk memasuki pasar global. Namun permasalahan SDM ini nampaknya sering diabaikan oleh UMKM, mengingat praktik pengelolaannya masih cenderung  tradisional. Masalah personalia ini mungkin akan menjadi gunung es yang akan muncul di masa depan. Oleh karena itu, perlu adanya integrasi strategi bisnis UMKM Batik Semarang dengan perencanaan sumber daya manusia yang tepat. Kebijakan dan sistem SDM dapat dirumuskan melalui analisis lingkungan eksternal dan internal, seperti penentuan matriks internal/eksternal (IE) melalui analisis SWOT dan hasil analisis kebutuhan/penawaran tenaga kerja. Pada akhirnya, kegiatan rekrutmen, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karir dan sistem kompensasi merupakan strategi perencanaan sumber daya manusia UMKM yang bertujuan untuk mencapai daya saing usaha UMKM.
Kata kunci: digitalisasi, UMKM, SDM, analisis swot
PENDAHULUAN
Kajian mengenai peran UMKM dalam pembangunan ekonomi Indonesia memberikan wawasan rinci mengenai kontribusi UMKM terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Hal ini akan memungkinkan dirancangnya kebijakan yang lebih baik yang mendukung pertumbuhan UMKM secara komprehensif. Selain itu, studi ini mengidentifikasi tantangan yang dihadapi UMKM dan memungkinkan pengembangan program yang efektif untuk meningkatkan akses terhadap modal dan pasar. Penguatan UMKM tidak hanya mendorong integrasi ekonomi dan mengurangi kesenjangan, namun juga menciptakan lapangan kerja sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi  berkelanjutan. Dalam konteks ini, peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangatlah penting dan strategis (Aliyah, 2022; Hidayat  &Latifah,  2022;  Sofyan,  2017;  Vinatra,  2023). Diperlukan langkah-langkah strategis  untuk mendukung UMKM agar mandiri dan berkontribusi optimal terhadap pembangunan perekonomian nasional. (Fatmah dkk, 2024; Windusancono, 2021; Zidane &Ilyas, 2024).
Profesor Paul Almeida dari Georgetown University menjelaskan kehadiran UMKM mempunyai peran yang unik, aktif dan penting dalam proses inovasi karena kemampuannya dalam menemukan teknologi baru dan mengembangkan TI.
 Pernyataan ini didukung oleh temuan penelitian pada tahun 10 dimana kapabilitas formal dan informal UMKM ditemukan menjadi alat penting bagi proses inovasi UMKM. Di sisi lain,  kreativitas menjadi landasan keberhasilan dan kelangsungan hidup UMKM. Sablowski, L.I & Robb, N.R. Hal ini dibuktikan dengan mayoritas UMKM yang selamat dari  krisis ekonomi Indonesia tahun 1997. Hal ini disebabkan karena struktur permodalan sangat bergantung pada dana sendiri (73%). Untuk memenuhi peran tersebut, UMKM Indonesia perlu lebih berbenah diri dengan menciptakan daya saing global.
 Namun demikian, UMKM  masih menghadapi berbagai permasalahan yang memerlukan perhatian dalam pengembangannya. Oleh karena itu, pembinaan  UMKM perlu terus dilakukan, khususnya dari dalam. Dua faktor  internal tersebut, pertama, kualitas sumber daya manusia (SDM), etos kerja, jiwa wirausaha, dan naluri bisnis. Kedua adalah aspek manajemen yang meliputi keterampilan perencanaan, organisasi, operasional, dan pengendalian (Partomo, T.S.2004).
 Permasalahan pengelolaan sumber daya manusia yang dihadapi UMKM antara lain kesulitan dalam proses rekrutmen, penetapan aturan ketenagakerjaan (termasuk aturan perekrutan dan pemberhentian pegawai), rekrutmen pegawai (work engagement), pengembangan pegawai, dan evaluasi kinerja.
Â
memanfaatkan kekuatan  UMKM batik di Kota Semarang dan daya tariknya untuk mengatasi ancaman yang dihadapi UMKM. Langkah yang bisa dilakukan antara lain, jika Anda berminat menjadi perajin batik, bisa merekrut tenaga kerja tidak hanya di lokasi perusahaan saja, tapi  juga di wilayah lain, serta mendorong kerja sama antar pelaku usaha kecil dan menengah untuk membuka  pasar yang lebih luas. Hal ini untuk memperbanyak reseller dari luar Semarang yang bersedia mendapatkan akses, melakukan promosi online, dan mengajukan hak paten atas desain yang dihasilkan. Sementara itu, Naturbatik bisa mulai mengedukasi konsumen bahwa Naturbatik ramah lingkungan karena menggunakan pewarna alami, limbah produksi tidak mencemari lingkungan, dan warna tidak pudar. Edukasi ini diperlukan karena terkadang konsumen enggan membeli batik alam karena warna batik yang kurang cerah.Untuk menjaga ketersediaan pewarna alami, UMKM dapat mendorong masyarakat setempat untuk turut serta menanam nila (sejenis tanaman yang digunakan untuk pewarna alami).
 Seperti yang dilakukan  Zie Batik di Kecamatan Gunumpati yang  bekerja sama dengan petani setempat. Ketiga adalah strategi WT dengan skor 2,48. Strategi ini akan diterapkan dengan meminimalisir kelemahan UMKM batik di Kota Semarang agar terhindar dari ancaman di masa depan. Beberapa langkah dapat dilakukan untuk meningkatkan loyalitas  perajin batik dengan menawarkan paket remunerasi yang lebih menarik (tidak termasuk gaji) dan menciptaka peluang bagi kegiatan produksi terkait.
 Hal ini memberikan kesan kepada karyawan bahwa manajemen memperlakukan mereka secara manusiawi. Lebih lanjut, para pelaku UMKM  harus menyadari bahwa pelibatan pegawai dalam manajemen secara signifikan meningkatkan keberhasilan operasionalnya. Artinya tugas-tugas tertentu yang tidak memerlukan keahlian membatik dapat dikerjakan oleh pegawai lain. Misalnya, karyawan lain mungkin mengambil alih administrasi, keuangan, pengadaan bahan mentah, pembuatan media periklanan, dll. Pembagian kerja (job content) sangat penting bagi profesionalisme kerja para pelaku UMKM. Kelemahan utama pengelolaan UMKM adalah keengganan pemilik UMKM yang menjalankan usahanya sendiri untuk berbagi pengelolaan dengan karyawannya, terutama di tingkat mikro. Juara 4: Strategi WO, skor 2,12. Strategi tersebut akan dilakukan dengan meminimalisir kelemahan  UMKM batik di Kota Semarang dan memanfaatkan peluang yang ada. Langkah yang mungkin dilakukan antara lain mencari iklan online melalui media sosial (web, Facebook, Twitter, dll). Hal ini diperlukan mengingat permintaan terhadap batik  masih sangat tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa batik semarang belum begitu dikenal  di luar semarang sehingga promosi menjadi hal yang penting. 70% peserta menyatakan belum pernah melakukan pemasaran online  karena tidak memiliki karyawan yang mampu melakukannya. Oleh karena itu, usaha batik ini lebih bersifat one-man-operation, artinya semua pekerjaan merancang motif dan bahan dikerjakan olehnya.
Pembelian, pengelolaan keuangan, pameran, dan lain-lain ditangani sendiri oleh pemilik UMKM. Di sisi lain, bertambahnya pendatang baru  di pasar regional Semarang akan memberikan ancaman tersendiri. Permasalahan ini dapat diatasi dengan  UMKM batik Semarang yang  melakukan pemasaran di daerah lain (selain Semarang). Untuk mempromosikan produk batik Anda, Anda perlu menambahkan saluran pemasaran yang berbeda.
 Mahalnya biaya produksi  batik semprot mengharuskan karyawan di bidangnya masing-masing (pengrajin, pengelola administrasi dan keuangan) untuk meminimalkan pemborosan bahan, mengupayakan harga grosir yang paling kompetitif, dan menghindari pemborosan biaya tenaga kerja.
 Untuk mengatasi hal ini, perangkat harus digunakan dan dipelihara seperlunya untuk memastikan bahwa perangkat tersebut dapat bertahan sesuai masa manfaatnya.
 UMKM dapat mengakses dukungan pemerintah dalam bentuk permodalan dan pelatihan  untuk mendaftarkan perajin dalam program pelatihan.
Hal ini penting bagi pemula dan penggemar keterampilan .
 Pegawai yang mencapai hasil setelah mengikuti pelatihan akan mendapat bonus tersendiri (tidak ada gaji).
Implementasi Strategi Perencanaan SDM
Keunggulan bisnis UMKM ini  banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia yang kreatif dan berani menghadapi tantangan. Dari hasil analisis SWOT dan penetapan strategi bisnis UMKM  Kota Semarang dapat disimpulkan bahwa faktor sumber daya manusia menjadi penghambat pengelolaan  UMKM. Pengelolaan sumber daya manusia sangat penting bagi usaha kecil dan menengah untuk mencegah agar usaha yang sudah lama berdiri tidak mengalami kebangkrutan. Terjaminnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia berdampak pada rapuhnya pengelolaan usaha kecil, menengah, dan mikro yang terkesan one man company. Oleh karena itu, strategi perencanaan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan kecil dan menengah. Di sisi lain, tata kelola perusahaan yang baik akan meningkatkan daya saing UMKM batik di Kota Semarang seiring berjalannya waktu. Strategi perencanaan tersebut antara lain:
Perekrutan
Sekalipun Anda membuat rencana personalia, tidak ada artinya kecuali kegiatan rekrutmen dan seleksi dilakukan berdasarkan kualifikasi personel yang diperlukan. Kualifikasi yang dipersyaratkan meliputi kualifikasi umum dan kualifikasi khusus. Perlunya keterampilan umum yaitu sumber daya manusia yang dapat dipekerjakan secara umum di segala jenis kegiatan usaha, termasuk UMKM Batik Semarang.
 B. Pengetahuan umum, kesehatan, budi pekerti yang baik, kecerdasan, keseriusan, dedikasi.
 Perlunya kualifikasi khusus, yaitu tenaga yang dibutuhkan hanya  untuk jenis pekerjaan tertentu (tidak semua orang dapat melakukannya), seperti: Kemampuan membatik, kemampuan berhitung, kemampuan mengoperasikan komputer, dll.
 Rekrutmen dan seleksi UMKM harus mempertimbangkan pekerja yang memiliki pengetahuan batik. Namun keterampilan saja tidak cukup. juga harus memiliki kecintaan terhadap batik dan keinginan untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Merekrut berdasarkan keahlian umum dan khusus, serta menempatkan pegawai berdasarkan bidang keahliannya.
 Memastikan keahlian dalam pengelolaan UMKM.
Pelatihan dan Pengembangan
Perubahan lingkungan  selalu terjadi dan jika UMKM batik tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan maka  usahanya akan mengalami kerugian seiring berjalannya waktu.
 Para pengelola UMKM harus siap menyadari bahwa investasi sumber daya manusia merupakan kebutuhan mutlak jika ingin usahanya tetap bertahan.
 Kalau di kalangan keturunan keluarga tidak ada  bakat membatik, suka atau tidak suka
Kami mempunyai visi dan misi yang sama dengan pemiliknya.
 Jenis pelatihan dan pengembangan yang diperlukan antara lain:  Pelatihan teknik membatik.
 B. Pelatihan membatik, membuat stempel, mewarnai, mewarnai, dan membuat motif. Cara mencari ide, cara menggambar, cara memandangnya dari segi estetika, pelatihan-pelatihan yang tidak berhubungan dengan batik, seperti:
B.Manajemen keuangan/administrasi, pemasaran online, produksi materi iklan/promosi, dll.
Rencana Karir
Program perencanaan karir yang jelas menarik minat pekerja dari lingkungan  UMKM. Keengganan pemuda daerah untuk menjadi perajin batik disebabkan oleh, pertama, kurangnya minat, kedua, profesi tersebut dianggap kurang bergengsi dan kurang sosial, dan ketiga, secara profesional. Hal ini disebabkan karena belum adanya kejelasan masa depan. Mengatakan, anggota non-keluarga yang menjalankan UMKM belum memiliki karir yang mapan. Padahal, karier yang mapan mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan karir pegawai UMKM batik dapat dilakukan dengan tiga langkah:
  Fase perencanaan
Pada tahap ini, rencana karir pegawai selaras dengan rencana karir pemilik UMKM. Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan serta mendukung mereka dalam memilih jalur pengembangan profesional. Pada titik ini, karyawan biasanya tidak memikirkan masa depan mereka sama sekali. Dengan cara ini, para pemangku kepentingan UMKM dapat mengajarkan para pegawai untuk bersama-sama mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Misalnya Pengrajin A hanya pandai menggambar, Pengrajin B pandai mewarnai, dan Pengrajin C pandai finishing. Keterampilan yang berbeda ini harus diharapkan dengan saling mengimbangi kelemahan satu sama lain dalam kerja  tim. 75% peserta menjawab bahwa sebenarnya jumlah karyawan tetap berkisar antara 2 hingga 5. 444 orang, dan sisanya merupakan karyawan kontrak. Hanya akan dikirim jika ada pesanan yang melebihi kemungkinan. Meski memiliki kelemahan, namun cara  ini dinilai lebih menguntungkan bagi usaha kecil dan menengah dari segi biaya tenaga kerja.
Fase pengarahan.
Fase ini membantu karyawan menemukan jenis karir yang mereka inginkan. Penelitian menunjukkan bahwa berbeda dengan pekerja kantoran atau karyawan perusahaan swasta besar, UMKM memiliki pilihan karir yang sangat terbatas. Oleh karena itu, para pengelola UMKM memerlukan kemampuan dalam mengatur pilihan karir karyawannya di masa depan. Ada tiga alternatif jalur karir: satu menjadi pengusaha batik dan satu lagi menjadi manajer. Karyawan yang memiliki keterampilan membatik yang baik dapat dibina untuk memilih karir sebagai karyawan tetap atau tertarik untuk memulai usaha batik sendiri.
.
Fase pengembangan.
Tahap ini membantu karyawan  mewujudkan kreativitas yang akan membantu mereka memulai karir baru di masa depan. Misalnya, beberapa karyawan ingin memulai bisnisnya sendiri. Pada tahap ini pengurus UMKM  memberikan bimbingan dan nasehat kepada pegawai, memberikan informasi pelatihan, pembiayaan permodalan, peluang usaha, dan lain-lain, serta memberikan dukungan kepada pegawai dan pemangku kepentingan (bank, koperasi dan UMKM).
 bersama-sama sektor korporasi, koperasi dan perkotaan, pemerintah, pemilik butik, desainer, dll).
Kompensasi
Apa pun yang diterima karyawan sebagai imbalan atas kontribusinya disebut kompensasi. Pemilik UMKM Batik harus memastikan remunerasi dibayarkan secara adil dan wajar. Tidaklah munafik jika dikatakan bahwa kompensasi seringkali menjadi motivasi utama  seseorang untuk bekerja. Imbalan bisa berwujud atau tidak berwujud. Imbalan yang bersifat materi biasanya berbentuk uang, seperti gaji, bonus, dan tunjangan. Imbalan non-materi kini dapat berupa penghargaan,
pujian, atau pengakuan sosial atas jasa yang diberikan. Rendahnya upah perajin batik akan mengancam kelangsungan usaha batik di Semarang. Saat ini besaran remunerasi ditentukan terutama oleh keuntungan perusahaan. Hal ini bisa menjadi lingkaran setan yang tidak ada habisnya, khususnya bagi UMKM. Di sisi lain, menawarkan penghargaan bisa sangat membantu dalam meningkatkan loyalitas, kepuasan kerja, motivasi, dan disiplin. Bagi UMKM khususnya usaha mikro dan kecil tersedia metode pembayaran kompensasi yang lebih tepat yaitu sistem output dan sistem kontrak.
Sistem hasil (output).
Besarnya ganti rugi tergantung pada satuan yang diproduksi pekerja (per potong, per meter, per liter, per kilogram). Keuntungan dari sistem ini adalah karyawan dapat dengan sungguh-sungguh mencapai tujuannya dengan  tetap menjamin kualitas.
Sistem borongan.
Kompensasi tergantung pada ruang lingkup pekerjaan dan  waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. UMKM Batik di Kota Semarang sering memilih  cara ini ketika pesanan terlalu banyak karena jumlah karyawan tetap dibatasi sekitar 2 hingga 5 perajin. Namun kelemahan  sistem ini adalah sulitnya pemeliharaan Sudah selesai.
 Hal ini dapat dicegah dengan menjadikan pegawai kontrak menjadi mentor (coaching).
Â
Sistem waktu.
Kompensasi yang dibayarkan dihitung berdasarkan  waktu (jam, hari, minggu, bulan).
 Sistem ini cocok digunakan pada karyawan pada posisi yang tidak ada kriteria fisik kuantitatifnya, seperti karyawan di bidang manajemen, keuangan, promosi, dll.
Simpulan dan Saran
Kesimpulan dari penelitian ini adalah salah satu faktor yang menjadi kekuatan UMKM batik di Kota Semarang adalah kualitas produknya yang sangat baik, didukung oleh kemampuan teknis yang baik di bidang batik. Sumber kekuatan kedua adalah spesialisasi mata pelajaran yang unik ke dalam karakteristiknya sendiri. Dua faktor yang dapat dijadikan peluang bagi UMKM batik di Semarang adalah daya beli dan meningkatnya minat terhadap produk batik. Faktor yang paling mengancam bagi UMKM Batik Semarang adalah semakin banyaknya usaha sejenis yang berasal dari luar wilayah Semarang dan pendatang baru dengan modal lebih besar. Ketiga, UMKM batik di Kota Semarang saat ini berada pada posisi stabil dengan daya tarik  dan daya saing moderat di pasar  menengah. Potensi pertumbuhan yang relatif tinggi tetap menjadi keunggulan utama bisnis ini. Keempat, Model rekrutmen UMKM batik Kota Semarang dapat mencari tenaga kerja dari masyarakat luar  sekitar dengan menjalin kerja sama dengan sekolah teknik (SMK). Kelima, UMKM batik di Kota Semarang harus melaksanakan program pelatihan dan pengembangan, antara lain pelatihan teknis  dan non teknis batik
(akuntansi keuangan, manajemen manajemen, pelatihan periklanan online, dll). Keenam, terdapat dua alternatif rencana karir yang dapat dipilih oleh para pekerja UMKM Batik di Kota Semarang. Bisa menjadi pengrajin (berstatus karyawan atau pemilik usaha) atau non pengrajin (karyawan yang menangani akuntansi, administrasi, promosi, dan lain-lain).
 Ketujuh, adanya paket kompensasi yang beragam (selain gaji) dapat meningkatkan kinerja pegawai.
 Misalnya, penghargaan diukur berdasarkan akurasi, disiplin, kehadiran, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Hu, W, M. 2010. SMES and Economic Growth: Entrepreneurship or Employment. ICIC Express Letters. Vol. 4, No. 6, December.
Mochtar. Analisis Strategi Perencanaan Sumber Daya Manusia Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing pada MAN Kota Kediri 3. Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI. Vol 1, No.
Partomo, T. S. 2004. Usaha Kecil Menengah dan Koperasi. Working Paper Series. No. 9, Juni.
Savlovschi, L. I & Robu, N. R. 2011. The Role of SMES in Modern Economy. Economia, Seria Management. Vol 14, Issue 1.
Sriyana, J. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus di Kab. Bantul. Simposium Nasional 2010, Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif. pp: 79-103.
Widajanti, E. 2007. Perencanaan Sumber Daya Manusia yang Efektif: Strategi Mencapai Keunggulan Kompetitif. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 7, No. 2, pp: 105-114.
Gunartha, M. 2013. 10 Tantangan Ketika Mengelola SDM  pada    Bisnis   UKM. http://mediabisnisonline.com/10-tantangan-ketika- mengelola-sdm-pada-bisnis-ukm/ diakses tanggal  26 Februari 2014. Sofyan,  S.  (2017).  Peran  UMKM  (usaha  mikro,  kecil,  dan  menengah)  dalam  Perekonomian Indonesia.Bilancia: Jurnal Studi Ilmu Syariah Dan Hukum,11(1), 33-64
Hidayat, A., Lesmana, S., & Latifah, Z. (2022). Peran Umkm (Usaha, Mikro, Kecil, Menengah) Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional.Jurnal Inovasi Penelitian,3(6), 6707-6714
Aliyah,  A.  H.  (2022).  Peran  Usaha  Mikro  Kecil  dan  Menengah  (UMKM)  untuk  Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi,3(1), 64-72.
Vinatra,  S.  (2023).  Peran  Usaha  Mikro,  Kecil,  dan  Menengah  (UMKM)  dalam  Kesejahteraan Perekonomian Negara dan Masyarakat.Jurnal Akuntan Publik,1(3), 01-08
Fatmah,  F.,  Supriyanto,  E.,  Budiman,  D.,  Maichal,  M.,  Ghozali,  Z.,  Ismail,  H.,  ...  &  Musty,  B. (2024).UMKM  &  KEWIRAUSAHAAN:  Panduan  Praktis.  PT.  Sonpedia  Publishing Indonesia.
Windusancono, B. A. (2021). Upaya Percepatan Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Indonesia.Mimbar Administrasi Fisip Untag Semarang,18(1), 01-14.
Zidane,  M.  R.,  Ati,  N.  U.,  &  Ilyas,  T.  R.  (2024). Peran  Dinas  Koperasi,  Perindustrian,  Dan Perdagangan Kota Malang Dalam Pengembangan Umkm Di Kota Malang(Studi Kasus Di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan, Kota Malang).Respon Publik,18(2), 93-99.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H