Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rendahnya Partisipasi Orang Tua dalam Kegiatan Gereja dan Dampaknya bagi Pasangan Baru Menikah

30 Juli 2024   06:04 Diperbarui: 30 Juli 2024   16:06 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paus Yohanes Paulus II dalam Familiaris Consortio (1981) menekankan pentingnya iman dalam kehidupan keluarga. Tanpa iman yang kuat, pasangan mungkin akan kesulitan menemukan makna dan tujuan yang lebih dalam kehidupan pernikahan mereka. Ketika orang tua tidak aktif dalam kehidupan Gereja, pasangan baru menikah mungkin tidak memiliki model yang baik untuk diikuti. Ini dapat menyebabkan kurangnya keyakinan dan keteguhan dalam iman.

Sulit membangun keluarga Katolik. Rendahnya partisipasi orang tua dalam kegiatan Gereja dapat menyulitkan pasangan baru menikah dalam menanamkan nilai-nilai Katolik pada anak-anak mereka. Pendidikan iman yang konsisten dan kuat di rumah sangat penting untuk membentuk karakter dan moral anak-anak. 

Paus Fransiskus (2016) menyatakan, "Orang tua adalah guru pertama dan paling penting dalam iman bagi anak-anak mereka." Ketika pasangan baru tidak memiliki contoh yang baik dari orang tua, mereka mungkin merasa kurang siap untuk mengajarkan iman kepada anak-anak. Hal ini dapat mengakibatkan generasi berikutnya tumbuh tanpa pemahaman yang mendalam tentang ajaran Katolik dan nilai-nilai moral yang seharusnya menjadi fondasi kehidupan mereka.

Kurangnya dukungan komunitas. Kurangnya partisipasi orang tua dalam Gereja dapat membuat pasangan baru merasa kesepian dan tidak memiliki dukungan dari komunitas. 

Paus Benediktus XVI (2005) menekankan pentingnya komunitas dalam kehidupan beriman. Komunitas adalah tempat iman diwujudkan dalam kasih dan dukungan satu sama lain. Ketika pasangan baru tidak memiliki akses ke dukungan komunitas, mereka mungkin merasa terisolasi dan kesulitan menemukan bantuan ketika menghadapi tantangan dalam pernikahan.

Tantangan dalam mengambil keputusan moral. Rendahnya partisipasi orang tua dalam kegiatan Gereja dapat menyebabkan pasangan baru menikah kesulitan mengambil keputusan moral sesuai dengan ajaran Gereja. Tanpa bimbingan dan pemahaman yang jelas tentang ajaran Katolik, pasangan mungkin merasa bingung atau tidak yakin tentang apa yang benar dan salah dalam berbagai situasi. 

Katekismus Gereja Katolik (1992) menyatakan bahwa formasi hati nurani yang baik adalah tugas seumur hidup, dan itu membutuhkan ajaran Gereja serta bimbingan spiritual. 

Paus Fransiskus (2013) juga menekankan pentingnya pendidikan moral. Dalam dunia yang semakin kompleks, pasangan baru membutuhkan bimbingan yang jelas dan kuat dari ajaran Gereja untuk membuat keputusan yang benar dalam kehidupan mereka. Tanpa dasar iman yang kuat dan dukungan komunitas, pasangan mungkin menghadapi kesulitan dalam menjalani kehidupan yang setia pada ajaran Katolik.

Solusi dan Rekomendasi

Pendidikan orang tua. Gereja dapat mengadakan program-program yang mencakup seminar, lokakarya, dan kursus yang dirancang khusus untuk orang tua. Paus Fransiskus (2016) menekankan, "Gereja harus mendukung orang tua dalam tugas mereka sebagai pendidik pertama dan utama iman bagi anak-anak mereka." 

Dengan menyediakan pendidikan yang komprehensif dan berkelanjutan bagi orang tua, gereja dapat membantu mereka menjadi teladan iman yang kuat bagi anak-anak mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun