Charles Taylor (2007), dalam A Secular Age, mengamati bahwa perubahan dalam nilai-nilai budaya dan masyarakat yang semakin sekuler telah memengaruhi cara keluarga memandang dan menjalankan agama mereka.
Selain itu, faktor-faktor eksternal yang menyebabkan rendahnya partisipasi orang tua terhadap kegiatan Gereja.
Perubahan sosial dan budaya: sekularisme dan individualisme. Hal ini memiliki dampak signifikan terhadap partisipasi orang tua Katolik dalam kegiatan Gereja. Sekularisme, yang menekankan pemisahan antara kehidupan beragama dan kehidupan publik, telah membuat banyak orang merasa bahwa iman dan praktik keagamaan adalah urusan pribadi yang tidak relevan dalam konteks sosial yang lebih luas.
Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium (2013) menyatakan, "Salah satu tantangan terbesar bagi iman kita di zaman modern ini adalah sekularisme yang berusaha menghilangkan dimensi religius dari kehidupan publik."
Selain itu, individualisme mendorong pandangan bahwa kebahagiaan dan keberhasilan pribadi lebih penting daripada komitmen terhadap komunitas atau lembaga keagamaan.
Kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Ketika komunitas sekitar tidak aktif dalam kehidupan Gereja atau tidak memberikan dorongan kepada anggotanya untuk terlibat dalam kegiatan keagamaan, orang tua dapat merasa terisolasi dan kurang termotivasi untuk berpartisipasi.
Paus Yohanes Paulus II dalam Christifideles Laici (1988) menekankan bahwa Gereja membutuhkan komunitas yang hidup dan dinamis yang dapat mendukung anggotanya dalam perjalanan iman mereka.
Perubahan dalam struktur dan program Gereja. Gereja yang tidak lagi menawarkan program yang relevan atau menarik bagi keluarga muda mungkin melihat penurunan partisipasi. Hal ini termasuk kurangnya program untuk anak-anak, remaja, atau keluarga, serta kurangnya fleksibilitas dalam jadwal misa dan kegiatan Gereja lainnya.
Paus Fransiskus (2016) menekankan pentingnya adaptasi program Gereja untuk memenuhi kebutuhan keluarga modern. Gereja harus terus-menerus memperbarui dan menyesuaikan program-programnya agar dapat menjawab kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh keluarga-keluarga saat ini.
Dampaknya terhadap Pasangan yang Baru Menikah
Kurangnya dasar iman yang kuat. Pasangan baru menikah yang tidak memiliki dasar iman yang kuat sering menghadapi kesulitan dalam menghadapi tantangan pernikahan. Iman yang kuat memberikan landasan moral dan spiritual yang kokoh, yang membantu pasangan mengatasi konflik dan rintangan dalam kehidupan pernikahan.