Mas Ikrom Zain juga mengemukakan bahwa beliau yang tinggal di Surabaya merasa tidak enak kepada warga Yogyakarta karena bus-bus yang dulunya merupakan armada Teman Bus Jogja, kini dicat ulang untuk dipergunakan di Surabaya. Hmm. Santai saja, Mas. Tak lama lagi di Yogyakarta ada bus listrik. Mulai tanggal 20 Januari 2025 bahkan uji coba untuk publik telah dibuka.
Bus listrik itu hadir sebagai pelengkap Trans Jogja. Terkhusus untuk melayani rute Kawasan Sumbu Filosofi. Meskipun sasaran utamanya mungkin kaum wisatawan, pengguna reguler transportasi publik boleh-boleh saja menjadi penumpang tetap. Terlebih yang berdomisili di sekitar Kawasan Sumbu Filosofi seperti saya.
Perlu diingat, segala hal yang dikemukakan di sini berdasarkan sudut pandang seorang pengguna reguler. Pihak yang butuh angkutan umum dalam aktivitas keseharian sebab lebih hemat. Jadi, faktor kenyamanan dan estetika desain interior bus menjadi prioritas nomor sekian.
Asalkan bus tidak bobrok, dapat berjalan lancar tanpa rewel mesin, dan bodinya tidak karatan di sana-sini, sudah termasuk nyamanlah. Tak perlu penambahan printilan estetika yang sifatnya cuma tersier.Â
Kalau ternyata pengelola mendesain bus seindah dan senyaman mungkin, itu bonus yang patut dinikmati. Bukan tuntutan dari pengguna reguler.
Pengelola bus pun bisa jadi tidak bermaksud memanjakan pengguna reguler. Kenyamanan optimal itu sesungguhnya mungkin dipersembahkan bagi para wisatawan.Â
Bukankah Yogyakarta adalah kota wisata? Namun, tak ada salahnya warga lokal penumpang setianya ikut menikmati pelayanan optimal tersebut.
Sekali lagi, yang paling penting bagi pengguna reguler adalah ketersediaan bus dengan headway singkat. Plus bisa menjangkau semua wilayah kota dan sekitarnya. Pokoknya kalau Trans Jogja bisa untuk menjelajahi semua penjuru mata angin, itu keren sekali. Sesuai dengan tagline yang dipakai, yaitu Sang Penjelajah Andalan.
Syukurlah tagline itu sejauh ini bukan sekadar pepesan kosong. Bersama seorang kawan, saya beberapa kali menyempatkan diri untuk naik Trans Jogja di luar jalur-jalur yang biasa kami pakai.
Hasilnya? Lumayan memuaskan. Banyak lokasi yang biasanya cuma dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi, kini bisa dijangkau dengan Trans Jogja. Dalam arti lokasi-lokasi itu tak hanya dilewati Trans Jogja, tetapi juga didukung oleh ketersediaan halte portable yang posisinya tak jauh dari situ.