Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mau Ada Program Kompor Listrik? Boleh-boleh Saja, Sih

22 September 2022   23:43 Diperbarui: 23 September 2022   15:53 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kompor listrik | Dokpri/Agustina

Ketika dahulu memakai listrik pasca bayar, tak ada kenaikan tarif secara drastis. Demikian pula setelah beralih ke listrik prabayar. Saya masih konsisten beli token seratus ribu per bulannya.

Apakah saya memakai listrik hanya untuk penerangan dan memasak? Tidak, dong. Selain kompor listrik yang saya operasikan rata-rata dua kali sehari, masih ada kulkas, pompa air, radio tape recorder, komputer, dan setrika.

Percayalah. Kompor listrik bukanlah biang kerok membengkaknya tagihan PLN. Boros atau tidaknya tagihan itu tergantung pada diri kita masing-masing. Mampu berhemat atau tidak?

O, ya. Sejak awal saya setia mempergunakan satu merk kompor listrik. Bahkan ketiga kompor listrik yang pernah saya beli, warnanya selalu merah. Tampaknya sang produsen tidak punya warna lain  deh.

Yang menakjubkan, harganya relatif stabil. Kompor listrik pertama dan kedua seharga Rp150.000,00 dan yang ketiga Rp160.000,00. Keren bukan? Dalam kurun 10 tahun cuma naik Rp10.000,00.

Semoga tarif PLN, yang bakalan menjadi "sahabat" bagi Program Kompor Listrik, meneladani kestabilan harga kompor tersebut. Semoga.

***

Demikian pengalaman saya memakai kompor listrik selama kurang lebih satu dekade. Ada sukanya, ada dukanya. Semoga bisa berfaedah sebagai penguat mental dalam menyongsong Program Kompor Listrik.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun