Pastikan Masyarakat Merasa Aman dan Nyaman Dulu
Kiranya apa yang saya rasakan dahulu, terkait konversi kompor minyak tanah ke kompor gas, sama dengan yang sekarang dirasakan orang-orang terkait Program Kompor Listrik.
Semacam cemas enggak jelas. Sudah duluan overthinking karena memang belum mengenal betul seluk-beluk kompor listrik.
Jadi saya pikir, pemerintah mesti MENGONDISIKAN masyarakat terlebih dulu sebelum melaksanakan Program Kompor Listrik. Harus ada SOSIALISASI yang massif sehingga khalayak paham seluk-beluk pemakaian kompor listrik. Supaya siap mental.
Jika setelah paham ada yang tetap menolak, janganlah dipaksa. Apa pun alasannya, baik terdengar sepele maupun tidak.
Lagi pula, bisa jadi penolakan itu tersebab kondisi. Sebagaimana yang terjadi dengan saya, tatkala dahulu bersikeras menolak kompor gas, yang salah satunya karena dapur amat sempit.
Bisa jadi mereka yang berkeberatan dengan Program Kompor Listrik, ternyata kalau memasak di luar ruangan sehingga jauh dari colokan listrik. Alasan mereka tak bisa serta-merta didebat, "Kan tinggal pindah ke dalam? Tinggal menggeser tempat memasak agar dekat akses listrik?"
Ow! Tidak sesimpel itu solusinya. Bagi sebagian orang, acap kali urusan menggeser barang sama dengan mengubah letak seluruh barang di rumah. Yang tentunya makan waktu dan tenaga, bahkan sampai mengurangi tingkat kenyamanan dan keamanan. Bikin kesal 'kan?
Itu baru sebagian masalah teknis. Belum sampai ke pembahasan masalah daya listrik dan hal-hal terkait lain.
Mengapa Habis 3 Kompor Listrik dalam 10 Tahun?
Dalam kurun waktu dua masa jabatan Presiden RI, sebanyak 3 kompor listrik sukses saya "konsumsi". Bagaimana bisa seboros itu? Apakah kompor listrik rentan rusak?