Di Tingkat Kebijakan. Pemerintah harus membuat regulasi yang jelas guna mendukung potensi anak sampai berlanjut di tingkat karir. Misal regulasi dalam hal gaji. Ada banyak profesi yang gajinya sangat tinggi. Namun ada juga profesi yang gajinya tidak jelas. Bahkan untuk hidup pun susah. Kesenjangannya sangat lebar. Terlampau lebar.
Padahal dalam kehidupan, perannya sama. Sama-sama penting. Misal menjadi petani dan dokter. Yang satu menyediakan pangan yang satunya mengobati. Mana yang lebih penting? Harusnya dua profesi ini tidak terlalu jauh penghasilannya. Karena perannya yang vital untuk kehidupan.
Merdekakan anak dalam belajar. Tapi jangan lupa; siapkan lapangan kerja untuk berkiprah. Orang-orang berbakat akan kelimpungan, tanpa sokongan sumber dana dari pekerjaannya. Indonesia tidak miskin SDM. Saya rasa tidak. Tapi kurangnya lapangan pekerjaan yang layak menampung SDM berbakat.
Pada 2023, menurut Menteri Keuangan Srimulyani, APBN menganggarkan Rp612,2 triliun untuk pendidikan. Dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia, saat inilah anggaran terbesar untuk pendidikan. Tujuannya; meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia serta kesejahteraan stakeholder yang ada di dalamnya.
Sebagaimana kita tahu, kualitas pendidikan di Indonesia masih kedodoran saat bersaing di tingkat global. Pada 2018 hasil survei PISA menempatkan Indonesia di peringkat ke-74 dari 80 negara. Di tingkat universitas, pada 2023, perwakilan terbaik Indonesia--Universitas Indonesia--menempati ranking 577 dunia.Â
Upaya pembenahan terus dilakukan pemerintah. Salah satunya di bidang kurikulum. Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Kemendikbudristek pada Februari 2022, menjadi formula logis untuk mengurai benang kusut pendidikan di Indonesia. Saat ini. Dan juga nanti. Pastinya begitu.
Kurikulum Merdeka, mendorong kerangka pembelajaran yang fleksibel. Mudah diadaptasi secara lokal untuk memudahkan pembelajaran. Memudahkan pendidik mencapai target belajar, sekaligus menggali serta mendukung kecenderungan bakat terpendam anak.
Filosofi Merdeka Belajar; memberi ruang seluas-luasnya bagi anak didik mengekspresikan keinginan dan keunikannya dalam mempelajari ilmu untuk pengembangan karirnya pada masa depan. Hal ini sangat tepat, dan bermanfaat pada tataran riil. Bukan sekadar konsep belaka. Dan pastinya itu sangat menyenangkan.
Untuk itulah ada alasan kuat; mengapa Kurikulum Merdeka harus segera diterapkan pada satuan pendidikan di Indonesia:
Pertama, Kurikulum Merdeka mendorong pendidik, pemerintah, dan juga orangtua bersinergi memberi ruang gerak anak secara ideal. Memperlakukan setiap peserta didik sebagai entitas yang unik dan spesial. Itu poin dasar menghormati potensi keberagaman bakat pada diri anak.