Mohon tunggu...
Agnino MuhammadKevin
Agnino MuhammadKevin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Main Game, Basket

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Polietilen Tereftalat Menjadi Poliester sebagai Bahan Tekstil untuk Mengurangi Sampah Plastik

23 Mei 2023   11:39 Diperbarui: 23 Mei 2023   11:47 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengembangan material Polimer

Dengan adanya ilmu mengenai polimer memberikan dampam besar terhadap kehidupan manusia, membantu banyak makhluk hidup dan kepada lingkungan, hal ini dapat dilihat dengan contoh pada daur ulang plastik PET menjadi Poliester, untuk digunakan menjadi bahan textile. Poimer yang berbahan polimer sintesis dapat didaur ulang karena sifatnya yang tidak tahan panas, maka ddari itu sampah plastik yang sudah menjadi kegelisahan masyarakat mengenai banyaknya limbah PET yang begitu banyak dapat di minimalkan.

Poliester ialah bahan tekstil sintetik yang telah merevolusikan industri fashion dan tekstil. Polyester adalah bahan yang serbaguna dan bahan yang digunakan secara meluas dalam pakaian, kelengkapan rumah, dan aplikasi perindustrian. Poliester berasal dari Polyethylene Terephthalate (PET), polimer yang biasa digunakan dalam pengeluaran botol plastik. Dalam artikel ini akan dibahas sifat fisika dan kimia Polyethylene Terephthalate dan Poliester, proses menukar PET menjadi bahan tekstil poliester, dan baik-buruknya penggunaan tekstil poliester.

Pernahkah kalian bertanya bagaimana pakaian nyaman yang Anda kenakan dibuat? Dalam artikel ini akan memberi tahu kalian tentang salah satu bahan paling populer yang digunakan dalam industri tekstil - poliester. Dan coba tebak? Semuanya dimulai dengan polietilen tereftalat (PET).

Polyethylene Terephthalate (PET) adalah polimer termoplastik yang dibuat menggunakan etilena glikol dan asam tereftalat. PET mempunyai struktur molekul yang terdiri dari rantai panjang unit berulang hal ini memberikan sifat unik pada PET. Polyethylene Terephthalate (PET) memiliki rumus struktur C10H8O4  

PET memiliki sifat fisika dan juga sifat kimia, diantaranya yakni berwujud padatan amorf (transaparan) ada yang sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak transparan, sifat tersebut dapat berbeda-beda tergantung dari proses dan Riwayat thermal yang dilalui. PET terkenal dengan ketahanannya, ketahanan terhadap suhu panas dan lembab, kedap gas dan air, dan jernih. Berat molekul PET ada pada nilai 30.000 gram/ mol hingga 80.000 gram/ mol. Kekuatan tarikan (Modulus Young) ada pada nilai 1.300 MPa. Kekuatan benturan ada pada nilai 90 joule/ meter. Densitas PET 1,41 gram/ cm3, suhu transisi kaca ada pada nilai 69 C hingga 115 C, kekuatan putus ada pada nilai 50 MPa, panas penguapan PET dikisaran 166 joule/ gram, dengan titik leleh 260 C, elongation at breaknya PET sebesar 230%. Panas kristalisasi sebesar -27,03 joule/ gram, dan suhu kristalisasi sebesar 130,54 C, panas dekristalisasi ada padda nilai 38,19 joule/ gram.

PET banyak diproduksi di industri kimia dan digunakan sebagai serat sintesis, botol minuman, wadah makan dan PET merupakan bahan mentah yang penting dalam pembuatan bahan textile. Monomer PET diproduksi dari proses esterifikasi asam tereftalat dengan etilen glikol, dan akan ada produk samping berupa air (H2O). Monomer PET ini selain dapat dihasilkan melalui esterifikasi dapat juga melalui tahap transesterifikasi etilen glikol dengan dimetil tereftalat, dan akan menghasilkan produk samping berupa methanol. Dengan adanya tahap esterifikasi dan transesterifikasi dengan produk samping berupa etilen glikol yang menghasilkan polimer PET dimana etilen glikol ini dapat didaur ulang.

 

Dalam pembentukan PET yakni dengan reaksi bertahap polikondensasi dari asam terephthalate (TPA) dan etilen glikol (EG), dan dalam melakukan sintesis PET memiliki dua reaksi yang berbeda pada awalnya. Dimana pada reaksi pertama adalah reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi ini adalah TPA akan direaksi kan dengan EG yang akan membentuk bis (hydroxyethyl) terephthalate (BHET), BHET disini sebagai prapolimer, lalu ada dengan adanya reaksi transesterifikasi untuk produksi PET dengan dilakukannya pemurnian tehadap DMT menjadi TPA.

Adanya Polyethylene terephthalate, atau singkatnya PET, adalah jenis plastik yang biasa digunakan dalam kemasan makanan dan minuman. Tapi tahukah kalian bahwa PET juga bisa diubah menjadi poliester? Ya, Anda membacanya dengan benar! PET dapat diubah menjadi poliester melalui proses yang disebut polimerisasi.  Selama polimerisasi, PET dicampur dengan bahan kimia lain untuk membuat kopolimer. Kopolimer ini kemudian dipanaskan dan diregangkan untuk membentuk serat yang panjang dan tipis. Serat inilah yang membentuk poliester.  Berikut struktur polyester:

Poliester

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun