Â
      Buku Ikan Adalah Pertapa, didesain dengan cover warna biru. Setelah membacanya hingga selesai, agaknya saya mengerti kenapa diberikan warna demikian. Hal tersebut, karena warna biru memiliki makna kesedihan sekaligus ketenangan. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, buku ini berisi sisi gelap Korea Selatan sekaligus keindahan alamnya yang menenangkan. Pemilihan warna pada cover buku yang menyiratkan isi di dalam bukunya perlu diacungi jempol.
Â
      Meskipun kebanyakan gaya bahasa yang digunakan penyair Ko rumit, tetapi ada puisinya yang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga mudah menyentuh hati pembaca misalnya puisi "Anak di Rumah itu", Apa kesalahan anak kami/ sehingga berdiri tegak di depan Anda/ Dan tangan kecilnya yang terbuka seperti buku/dipukul seperti itu//. ("Anak di Rumah itu", Ko Hyeong Ryeol, hlm 38).
Â
       Ikan adalah Pertapa, selain berisi puisi terjemahan, di dalamnya terdapat puisi yang ditulis dalam bahasa aslinya (Bahasa Korea). Pemilihan penulisan puisi diwibahasa (Indonesia dan Korea) menjadi daya tarik selanjutnya. Pembaca akan bisa mengetahui bagaimana puisi-puisi itu dalam bahasa aslinya. Buku ini bisa dibaca oleh siapapun. Hanya saja jika dibaca oleh orang yang menganggap Korea Selatan negeri tanpa cela, akan kurang berkenan ketika membacanya.
Â
(Aghnia Tazqiah, mahasiswi Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H