Mohon tunggu...
Aghniya Hanifatil Hakim
Aghniya Hanifatil Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi baca buku, nonton film, dan dengerin lagu. Suka banget sama drama Korea dan topik tentang psikologi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

I Live Alone

20 Juni 2023   09:52 Diperbarui: 20 Juni 2023   10:00 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata-kata a' Galih masih berputar dalam pikirannku dan membuat pikiranku terbuka. A' Galih benar, aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah, marah, kecewa selamanya. Aku akhirnya sadar hidup penuh dengan perasaan marah dan dendam tidak akan membuat hidupku tenang. Aku juga sadar bahwa apa yang terjadi kemarin adalah takdir dari Maha Kuasa. Jika Papa tidak selingkuh pun pasti Mama juga tetap akan pergi meninggalkan aku, jika aku tidak cuek dengan Isyraf dia pasti akan tetap selingkuh karena Tuhan ingin menunjukan padaku bahwa Isyraf bukanlah lelaki yang pantas untukku dan Azkia bukan sahabat yang baik untukku.

Kini di hadapanku sudah ada kertas dan juga pulpen. Aku memutuskan untuk menulis surat kepada Papa, Isyraf dan juga Azkia. Aku merasa alasan aku semakin hari semakin marah kepada mereka karena aku memendam semuanya, perasaan itu terus timbul semakin besar karena aku tidak pernah sepenuhnya mengungkapkan apa yang aku rasakan. Jadi aku berencana untuk mengirim mereka surat, menulis apa yang aku rasakan selama sebulan belakangan, memaki mereka dan juga bilang bahwa aku sudah memaafkan apa yang telah mereka lakukan, aku bilang pada Isyraf dan Azkia bahwa aku tidak ingin mengenal mereka lagi dan bertemu dengan mereka, dan aku juga akan hidup menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam surat untuk Papa aku menyuruhnya untuk tidak mencariku dan mengkhawatirkanku karena aku baik-baik saja. Tiga surat sudah selesai dan sudah tertulis sesuai dengan alamatnya masing-masing. Besok aku akan mengirimkannya.

***

Hari ini aku kembali ikut a' Galih mengantarkan sayuran ke pasar. Seperti biasa selesai mengantar sayuran kami sarapan joneng terlebih dahulu. Kami biasanya sarapan joneng di warung langganan kami, yaitu, warung Uwa Sri.

"A' Galih nanti sore sibuk gak?" tanyaku.

A' Galih yang sedang mengunyah bala-bala segera menelannya sebelum menjawab, "Kayaknya engga. Kenapa La?" tanyanya kembali.

"Aku mau minta tolong a' Galih anterin aku ke kantor pos," jawabku, "Sekalian main ke Alun-Alun Majalengka. Sekarang kan malam minggu, pasti Alun-Alun rame. Aku juga mau cobain kuliner yang ada di sini a'." Jawabku dengan nada antusias, membuat a' Galih tertawa.

"Iya saya temenin, tapi traktir ya," ucapnya dengan nada menggoda membuat aku tertawa keras.

"Iya, aku traktir. A' Galih mau apa aja aku beliin." Ucapku, kali ini kami berdua sama-sama tertawa.

***

                Sesuai dengan permintaanku pagi tadi, sore ini kami berangkat menuju Majalengka menggunakan motor Mio M3 125 punya a' Galih. Awalnya a' Galih ingin mengantarkan menggunakan mobil yang biasanya dipakai untuk mengantarkan sayuran, tetapi aku memintanya untuk membawa motor saja karena aku ingin menikmati segarnya angin. Kami berangkat pukul 16.00, perjalanan dari Argalingga menuju Majalengka memakan waktu sekitar 49 menit, jadi kami tiba sekitar pukul 16.49 hampir jam lima sore.

Kantor pos cukup ramai jadi cukup memakan waktu lama kami berada di sana. Kantor pos tepat berada di depan Alun-Alun, jadi setelah selesai urusan di kantor pos kami langsung menuju Alun-Alun. Kami menghabiskan banyak waktu dengan membicarakn banyak hal, mulai dari makanan favorit, lebih suka bubur diaduk atau tidak diaduk, sayuran apa yang paling kami suka dan kami tidak suka, dan masih banyak lagi, sampai tak terasa adzan maghrib berkumandang, kami memutuskan untuk sholat terlebih dahulu di masjid Agung Al-Imam, lalu melanjutkan agenda kami, yaitu kulineran.

  Tidak banyak makanan yang kami beli, kami hanya membeli lumpia basah, telor gulung, jalakotek (seperti cireng yang berisi tahu), dan tahu gejrot. Setelah membeli semuanya kami makan di bangku pinggir Alun-Alun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun