Mohon tunggu...
Aghniya Hanifatil Hakim
Aghniya Hanifatil Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi baca buku, nonton film, dan dengerin lagu. Suka banget sama drama Korea dan topik tentang psikologi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

I Live Alone

20 Juni 2023   09:52 Diperbarui: 20 Juni 2023   10:00 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku setuju dengan kutipan itu, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari, mungkin bukan besok saja, tetapi beberapa menit ke depan. Dulu aku merasa hidupku akan baik-baik saja karena mempunyai keluarga harmonis, pacar yang pengertian dan juga sahabat yang baik, tapi ternyata aku salah. Orang yang justru aku pikir tidak akan pernah menyakitiku, kenyataannya mereka menyakiti disaat yang bersamaan. Lucu ya dunia.

Aku menatap layar laptopku yang menampilkan search google desa Argalingga yang bertempat di Majalengka. Setelah mengetahui semua yang terjadi aku memutuskan untuk menenangkan diriku. Rencananya aku akan menetap di Argalingga untuk waktu yang tidak bisaku tentukan. Aku juga sudah mengecek saldo tabunganku dan kurasa itu cukup jika ditambah dengan uang dari hasil penjualan bajuku, beberapa barang yang sekiranya tidak lagi kubutuhkan dan menjual handphoneku untuk kehidupanku di sana. Aku sudah mengeluarkan baju yang akan aku bawa, membawa satu sendal jepit dan sepatu, membawa alat mandi dan peralatan makan dan alat masak, tidak semua aku bawa hanya beberapa yang sekiranya akan aku butuhkan di sana. Aku sudah memutuskan akan pergi besok pagi-pagi buta, sebelum Papa bangun.

***

Pukul 03.45 pagi aku sudah rapi, lalu segera memesan ojek online untuk membawaku ke terminal Bus Primajasa. Perjalanan dari rumahku ke terminal bus lumayan memakan waktu lama, maka dari itu aku memutuskan untuk berangkat pagi-pagi sekali karena jadwal keberangkatan bus primajasa pukul 05.00.

Sesampainya di terminal aku memutuskan untuk membeli makanan terlebih dahulu karena aku belum sempat sarapan dan juga membeli beberapa cemilan untuk di perjalanan. Bus berangkat pukul 05.05 sedikit telat lima menit dari jadwal keberangkatannya.

Sebenarnya aku tidak mengetahui apa-apa tentang Argalingga, bahkan aku baru mendengar nama daerah itu. Alasan memilih Argalingga sebagai tempat menenangkan diri karena perjalanan dari Jakarta tidak begitu memakan ongkos banyak, jika dibandingkan dengan aku ke Yogyakarta dan setelah aku mengetahui bahwa Argalingga merupakan desa yang indah dan juga berada di dekat kaki gunung Ciremai, aku memutuskan untuk pergi ke sana.

Selama perjalanan aku tertidur karena semalam sebelum berangkat aku sama sekali tidak tertidur akibat mempersiapkan barang-barang yang akan aku bawa. Aku terbangun hanya saat bus berhenti di tempat istirahat, lalu kembali tertidur saat bus kembali berjalan. Entahlah, aku merasa sangat lelah secara fisik dan juga mental. Lagipula jika aku tertidur, sejenak aku melupakan semua hal yang menyakitkan.

Aku terbangun karena merasakan pundakku ditepuk, rupanya itu abang kenek. Ia memberitahu bahwa tujuanku sedikit lagi akan sampai. Sebelum bus berangkat aku sudah terlebih dahulu bilang ke abang kenek tentang tujuanku dan aku yang tidak tahu apa-apa, lalu abang kenek memberitahuku rute untuk pergi ke Argalingga. Aku juga memintanya untuk memberitahuku jika hampir dekat dengan pemberhentianku.

Dengan masih setengah sadar aku segera bersiap-siap untuk turun. Bus berhenti, aku segera turun dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada abang kenek. Aku di turunkan di terminal Maja, katanya jika aku ingin ke Argalingga aku harus mencari kendaraan untuk pergi ke sana dari terminal Maja, tapi aku tidak tahu kendaraan apa yang akan membawaku ke sana karena kata abang kenek tidak ada kendaraan umum yang bisa membawaku ke sana. Waktu masih menunjukan pukul 08.00,  jadi aku memutuskan untuk berjalan-jalan sekaligus menghirup udara segar dipagi hari. Mengetahui bahwa terminal Maja dekat dengan pasar membuat cacing diperutku berbunyi. Akibat hanya sarapan dengan roti dan tertidur selama perjalanan, jadi aku memutuskan mampir ke salah satu warung yang menjual nasi timbel.

Langsung memesan satu porsi dan rasa nasi timbelnya sangat enak, apa mungkin karena aku lagi lapar juga mungkin? Tapi serius ini rasanya sangat enak, jadi ingin menambah porsi. Setelah selesai makan dan membayar, aku juga menanyakan ke ibu penjual tentang rute menuju Argalingga. Ibu pemilik warung nasi timbel itu memberitahu, jika ingin ke Argalingga harus naik ojek dari sini, tapi harga ojeknya pasti mahal. Mendengar ucapan sang ibu penjual membuatku sedikit putus asa. Sebenarnya bisa saja aku pergi naik ojek, tapi memikirkan harga yang sangat mahal dan aku yang harus menghemat sedikit membuatku bimbang. Jadi aku memutuskan untuk berjalan kembali sembari memikirkan bagaimana aku menuju ke Argalingga.

Membawa carrier yang begitu besar dan berat sedikit membuatku lelah, selama berjalan aku masih berpikir panjang, apa aku harus naik ojek atau nekat berjalan kaki saja ke sana. Sampai mobil bak tiba-tiba saja berhenti di sampingku.

"Bade kamana, Neng?" tanya sopir mobil itu, parasnya masih muda mungkin umurnya tidak begitu jauh denganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun