Mohon tunggu...
Aghniya Hanifatil Hakim
Aghniya Hanifatil Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi baca buku, nonton film, dan dengerin lagu. Suka banget sama drama Korea dan topik tentang psikologi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

I Live Alone

20 Juni 2023   09:52 Diperbarui: 20 Juni 2023   10:00 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di dunia ini banyak hal yang aku takuti, salah satunya aku takut jika suatu saat aku kehilangan seseorang yang paling aku sayangi dan mungkin hari ini adalah saatnya.

Selesai kelas mata kuliah pertama aku mendapatkan telepon dari Papa. Papa bilang Mama tiba-tiba saja terkena serangan jantung dan dilarikan ke rumah sakit. Jantungku seakan berhenti berdetak dan pikiranku kosong, yang bisa kulakukan hanya menangis sambil mencari Isyraf, pacarku.

Tak peduli menabrak beberapa orang yang sedang lalu-lalang dan mendapat makian karena yang dipikiran ku saat ini adalah aku segera menemukan Isyraf. Kulihat dirinya sedang mengobrol dengan Azkia yang merupakan sahabatku di taman depan fakultas kedokteran, lalu aku segera menghampirinya.

"Isyraf," panggilku lirih. Merasa terpanggil Isyraf melihat ke arahku dan mendapati diriku sudah menangis tersedu-sedu.

"Kai, kamu kenapa?" tanya dirinya dengan nada khawatir, lalu membawaku ke dalam pelukannya.

"Kai, lo kenapa?" Azkia yang berada di samping Isyraf ikut bertanya dengan nada khawatir.

Aku tidak bisa menjawab keduanya, yang aku lakukan hanya menangis di dalam pelukan Isyraf.

"Mama Syraf- Mama kena serangan jantung Syraf- Mama-" aku tidak bisa meneruskan kata-kataku, rasanya terlalu berat.

Sepertinya Isyraf paham, ia langsung memelukku semakin erat dan mengelus punggungku untuk memberikan ketenangan.

"Ayo kita ke rumah sakit ya, ketemu Mama!" ajak Isyraf dengan lembut, lalu ia merangkulku menuju mobilnya diikuti oleh Azkia. Wanita itu juga sama shock-nya setelah mendengar ucapanku.

Tiba di mobil, Isyraf langsung duduk di bangku kemudi sedangkan aku dan Azkia berada di bangku belakang. Selama perjalanan aku terus memikirkan hal-hal yang menakutkan, seperti tahu apa yang sedang aku pikirkan Azkia mengelus telapak tanganku dengan lembut, memberikan ketenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun