Namun sampai tulisan ini dikabarkan, belum ada tindak lanjut apakah benar akan dilakukan penataan wilayah disana. Budi juga mengungkap bahwa alumni ITB lah yang sering memberikan bantuan uang baik untuk dirinya atau tetangga nya disana. Menurutnya, alumninya itu adalah bos di perusahaan ternama di BUMN Jakarta.
Lain hal dengan Budi, Aceng, ketua RW 04 Sekeloa, Kecamatan Coblong menyatakan khawatir terhadap eksistensi warga asli (penduduk lokal) Sekeloa akibat aktivitas dan perilaku mahasiswa hari ini.Â
Meski tidak semua mahasiswa di lingkungan Sekeloa,berasal dari ITB akan tetapi tanggungjawab moral atas nama almamater menjadi tanggungjawab bersama kampus.
"Sejak mulai mahasiswa kos dan tinggal disini (sekeloa), saya paling khawatir kalau warga saya tidak bisa se-bebas yang dulu. Dulu kami bisa latihan pagi-siang-sore-malam, untuk berlatih kesenian ulin-barong dan rudat disini.Â
Eh, setelah mahasiswa numpuk di Sekeloa, kami kesulitan mencari tempat berlatih. Yang bikin saya sakit, ketika dulu ada anak saya dilarang berlatih oleh pemilik kosan disitu. Padahal itu masih sore, jam 6. Ya, mau gimana lagi, saya mengalah-lah", Aceng.
Aceng, adalah pelaku kesenian ulin-barong di sekeloa, ia adalah satu dari beberapa pimpinan kelompok kesenian ulin barong di Sekeloa. Ia beranggapan bahwa tingginya densitas penduduk yang menetap di Coblong akan berisiko terhadap pelestarian kebudayaan setempat.Â
Tak hanya budaya, tindak moral lainnya, seperti sopan santun, tata krama para mahaasiswa hari ini juga mengkhawatirkan. Begitu ungkap seorang warga lokal di Lebak Siliwangi lainnya.
"Saya paling sebal dengan perilaku mahasiswa hari ini, lewat depan orang lagi kumpul dan duduk. Bukannya bilang 'punten', terabas, aja nggak sopan. Jauh", warga Lebak Siliwangi.
Usaha menghilangkan Sekat
Berbagai usaha untuk memerbaiki hubungan antara kampus dengan mahasiswa, khususnya di ITB juga sering dilakukan oleh beberapa kelompok dari Masjid Salman ITB.Â
Salman ITB memang bukan kelembagaan yang berada dibawah struktur rektorat ITB melainkan Salman ITB adalah wahana bagi para akademisi, cendekiawan dan sivitas lainnya berjumpa untuk merencanakan kehidupan yang lebih baik, berlandaskan agama dan teknologi.Â