Mohon tunggu...
Eko Setiaone
Eko Setiaone Mohon Tunggu... Freelancer - Human-Center Oriented Activism, Participatory Planner, Story Teller, Free man

"Kesalahan besar bangsa ini adalah seringkali melupakan sejarah, dan mengabaikan aspirasi orang-orang kecil. Dunia sudah modern, seharusnya tak menjadi penghalang. Saya memelajari sejarah dan mencari aspirasi dari masyarakat marginal untuk melawan kesembarangan pemerintah/ perusahaan/ pelaku usaha. Dunia tak akan adil jika semua orang menjadi kapitalis"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

ITB, Kampus Eksklusif

25 Oktober 2019   08:03 Diperbarui: 25 Oktober 2019   12:49 3064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun sampai tulisan ini dikabarkan, belum ada tindak lanjut apakah benar akan dilakukan penataan wilayah disana. Budi juga mengungkap bahwa alumni ITB lah yang sering memberikan bantuan uang baik untuk dirinya atau tetangga nya disana. Menurutnya, alumninya itu adalah bos di perusahaan ternama di BUMN Jakarta.

Lain hal dengan Budi, Aceng, ketua RW 04 Sekeloa, Kecamatan Coblong menyatakan khawatir terhadap eksistensi warga asli (penduduk lokal) Sekeloa akibat aktivitas dan perilaku mahasiswa hari ini. 

Meski tidak semua mahasiswa di lingkungan Sekeloa,berasal dari ITB akan tetapi tanggungjawab moral atas nama almamater menjadi tanggungjawab bersama kampus.

"Sejak mulai mahasiswa kos dan tinggal disini (sekeloa), saya paling khawatir kalau warga saya tidak bisa se-bebas yang dulu. Dulu kami bisa latihan pagi-siang-sore-malam, untuk berlatih kesenian ulin-barong dan rudat disini. 

Eh, setelah mahasiswa numpuk di Sekeloa, kami kesulitan mencari tempat berlatih. Yang bikin saya sakit, ketika dulu ada anak saya dilarang berlatih oleh pemilik kosan disitu. Padahal itu masih sore, jam 6. Ya, mau gimana lagi, saya mengalah-lah", Aceng.

Aceng, adalah pelaku kesenian ulin-barong di sekeloa, ia adalah satu dari beberapa pimpinan kelompok kesenian ulin barong di Sekeloa. Ia beranggapan bahwa tingginya densitas penduduk yang menetap di Coblong akan berisiko terhadap pelestarian kebudayaan setempat. 

Tak hanya budaya, tindak moral lainnya, seperti sopan santun, tata krama para mahaasiswa hari ini juga mengkhawatirkan. Begitu ungkap seorang warga lokal di Lebak Siliwangi lainnya.

"Saya paling sebal dengan perilaku mahasiswa hari ini, lewat depan orang lagi kumpul dan duduk. Bukannya bilang 'punten', terabas, aja nggak sopan. Jauh", warga Lebak Siliwangi.

Usaha menghilangkan Sekat

Berbagai usaha untuk memerbaiki hubungan antara kampus dengan mahasiswa, khususnya di ITB juga sering dilakukan oleh beberapa kelompok dari Masjid Salman ITB. 

Salman ITB memang bukan kelembagaan yang berada dibawah struktur rektorat ITB melainkan Salman ITB adalah wahana bagi para akademisi, cendekiawan dan sivitas lainnya berjumpa untuk merencanakan kehidupan yang lebih baik, berlandaskan agama dan teknologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun