Kandidat Gubernur Jakarta Pramono Anung ditampilkan dalam blusukannya ke Masyarakat Miskin Kota Melalui Konten Instagram
Sebuah unggahan di akun Instagram @pramonoanungw pada 7 September 2024 menampilkan Pramono berkunjung ke Pengangsaan Dua, Kelapa Gading. Ia bertemu berdialog dari hati ke hati untuk mendengar keluhan masyarakat. Keterangan foto tersebut mengutip,”Saya berkomitmen untuk mendengar, memahami dan mencari solusi untuk warga (#JakartaMenyala).
Unggahan ini bukan sekadar aktivitas sosial, tetapi juga bagian dari strategi komunikasi politik untuk membangun citra egaliter dan merakyat. Esai ini akan menganalisis bagaimana citra tersebut dipresentasikan melalui unggahan-unggahan di Instagram pribadi Pramono Anung khususnya yang berkaitan dengan blusukannya di masyarakat miskin kota."
Media sosial, khususnya Instagram, dapat menjadi alat yang sangat ampuh untuk membentuk persepsi publik dan membangun hubungan yang lebih personal antara politisi dan pemilih (Chadwick & May, 2003).Media sosial, khususnya Instagram, kini menjadi arena penting bagi politisi untuk membangun citra, berinteraksi dengan publik, dan menyebarkan pesan-pesan politik. Fenomena ini semakin menguat menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, di mana para kandidat, termasuk Gubernur Jakarta, memanfaatkan platform digital untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.
Salah satu strategi yang kerap ditampilkan adalah kegiatan "blusukan," yaitu kunjungan langsung ke masyarakat, yang kemudian didokumentasikan dan dipublikasikan melalui konten Instagram. Istilah "blusukan," yang secara harfiah berarti "masuk ke dalam" atau "menyelam," merujuk pada kunjungan mendadak atau spontan yang dilakukan oleh tokoh politik ke berbagai lokasi, khususnya tempat-tempat yang dekat dengan masyarakat, seperti pasar tradisional, perkampungan, atau lokasi bencana. "Blusukan", menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah memasuki suatu tempat dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu.
Artikel ini fokus mengkaji bagaimana kandidat Gubernur Jakarta, Pramono Anung ditampilkan dalam blusukannya ke masyarakat miskin melalui konten Instagram @pramonoanungw pada periode September-November 2024. Periode ini dipilih karena merupakan masa krusial menjelang Pilkada, di mana aktivitas kampanye dan interaksi dengan masyarakat semakin intensif. Fokus pada masyarakat miskin dalam blusukan ini penting karena isu kemiskinan merupakan salah satu isu sentral dalam wacana publik dan seringkali dieksploitasi dalam kampanye politik. Bahasan dibatasi pada postingan yang relevan dengan tema blusukan.
Analisis wacana digunakan sebagai kerangka teoretis untuk memahami bagaimana makna dibangun dan direproduksi melalui teks dan gambar dalam konten Instagram. Analisis wacana tidak hanya melihat apa yang dikatakan atau ditampilkan, tetapi juga bagaimana cara penyampaiannya, konteks sosial-politiknya, dan implikasi ideologisnya (Fairclough, 1995). Dalam konteks ini, analisis wacana akan digunakan untuk mengidentifikasi representasi masyarakat miskin, peran Gubernur dalam interaksi tersebut, dan pesan-pesan politik yang ingin disampaikan melalui konten Instagram.
Artikel ini relevan karena memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana media sosial digunakan dalam kampanye politik di Indonesia, khususnya dalam konteks Pilkada Jakarta 2024. Dengan menganalisis konten Instagram yang menampilkan blusukan Gubernur ke masyarakat miskin, penelitian ini dapat mengungkap strategi representasi, pesan-pesan ideologis, dan implikasi politik yang terkandung di dalamnya.
Dalam analisis teks dibagi dalam tiga kategori yaitu tema visual , tema verbal dan interaksi dengan pengikut . Yang menjadi fokus pada tema visual diantaranya bagaimana foto/ video kandidat dimunculkan saat berinteraksi langsung dengan masyarakat miskin,mulai dari berjabat tangan , duduk maupun mendengarkan keluh kesah.Bagaimana pula ekspresi kandidat.
Pesan Empati dan Kepedulian
Salah satu tema yang ditonjolkan dalam unggahan @pramonoanungw adalah penekanan pada sentuhan fisik dan kedekatan emosional. Beberapa ekspresi yang menampilkan sentuhan fisik,diantaranya seperti ketika Pramono berjabat tangan, menepuk bahu atau mengelus kepala anak anak.