Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nisa dan Si Penabuh Drum

4 Juli 2012   08:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:18 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi Nisa tak mau mengejar. Entah mengapa.

***

Bel berbunyi tanda masuk kelas.

Ada sesuatu. Yang membuat Lusi bingung bukan kepalang. Karena Nisa begitu bahagia. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya. Pekerjaan dan tugas-tugasnya selesai dalam hitungan menit. Ia lebih senang duduk di kursi daripada ke kantin.

"Apa yang membuatmu begitu senang, wahai sobatku?"

Nisa tersenyum saja. Biarkan dia sendiri saja yang tahu. Pada akhirnya Lusi juga jadi bahagia, meski ia tak tahu apa-apa.

***

Sebuah tongkat pemukul drum tersimpan di atas meja belajar, beralas kain lembut. Tunggal. Lalu tulisan di sisinya yang ditulis dengan tangan begitu rapih dan hurufnya kecil-kecil. Nisa membacanya dengan bahagia.

Untuk Nisa. Jangan khawatir.

Aku tak akan memilih siapapun kecuali kamu.

:) Si Penabuh drum


Tongkat drum itu disimpan di tempat  yang hanya ia yang tahu.

Saat pintu depannya diketuk, ia sudah tahu siapa yang akan berdiri di sana. Sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun