Tapi Nisa tak mau mengejar. Entah mengapa.
***
Bel berbunyi tanda masuk kelas.
Ada sesuatu. Yang membuat Lusi bingung bukan kepalang. Karena Nisa begitu bahagia. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya. Pekerjaan dan tugas-tugasnya selesai dalam hitungan menit. Ia lebih senang duduk di kursi daripada ke kantin.
"Apa yang membuatmu begitu senang, wahai sobatku?"
Nisa tersenyum saja. Biarkan dia sendiri saja yang tahu. Pada akhirnya Lusi juga jadi bahagia, meski ia tak tahu apa-apa.
***
Sebuah tongkat pemukul drum tersimpan di atas meja belajar, beralas kain lembut. Tunggal. Lalu tulisan di sisinya yang ditulis dengan tangan begitu rapih dan hurufnya kecil-kecil. Nisa membacanya dengan bahagia.
Untuk Nisa. Jangan khawatir.Aku tak akan memilih siapapun kecuali kamu.
:) Si Penabuh drum
Tongkat drum itu disimpan di tempat  yang hanya ia yang tahu.