Mengangguk.
"Terus?"
Nisa menatap mata sahabatnya itu dengan pandangan penuh penerimaan. Matanya berkaca namun senyumnya masih di sana. Lusi paham apa yang dirasakannya. Lengannya lalu melilit ke pundak, memeluk tanda pemberian semangat.
Saat kau pergi, kunantikan satu detik lagi untuk kau berbalik.
Jangan pikir aku tak menunggu.
"Liriknya itu ..."
"Ini lagu kesukaanku."
"Oh iya? Apa judulnya?"
"Saat kembali."
"Mirip judul puisimu."
"Cuma mirip. Liriknya jauh beda."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!