"Hm. Kalau yang paling kecil?"
"Empat tahun. Tapi saya yakin mereka tidak bisa membuat surat-surat semacam ini, Pak Adam." Gina mudah menebak jalan pikiran orang.
Adam tertawa selama dua detik. "Bukan. Bukan itu maksud saya, Bu Gina," kilahnya. "Tapi tetap saja ada yang menarik dari surat-surat ini. Kalau Anda tidak keberatan, biar saya fotokopi saja dulu ini, untuk saya pelajari. Maaf, tapi perkiraan awal saya bisa saja ini perbuatan orang iseng. Anda tidak perlu khawatir."
Gina dan Yanuar mengangguk, lalu memberitahu bahwa mereka juga sudah menyiapkan fotokopi dari keenam surat itu untuk dipelajari Adam. Tak lama kemudian pesanan mereka sampai dan mereka banyak menceritakan keluarga masing-masing sambil makan. Gina sempat terkejut ketika Adam menceritakan soal kelajangannya kembali, meski ia menyimpan beberapa hal yang lebih baik dirahasiakan. Yanuar mengungkapkan simpati dengan cara yang flamboyan, namun terdengar wajar karena  belakangan ia mengungkapkan profesinya sebagai pilot pesawat komersial.
"Pilot adalah salah satu pekerjaan yang saya kagumi, jika Anda ingin tahu."
Pasangan itu terkejut sambil mengangguk tersipu, sementara Gina kemudian menceritakan pekerjaannya sebagai teller bank. Pekerjaan yang sangat wajar, pikir Adam.
"Itu bisa menjawab sedikit bahwa Anda berdua bisa sama-sama punya penggemar, secara profesional tentu saja."
"Ah, Anda bisa saja, Pak. Pekerjaan investigator juga bergengsi lo!"
Adam menggeleng ketika menyeka bibirnya dengan tisu. "Di satu sisi memang begitu, Bu Gina. Di sampul nampak indah, tapi di dapurnya sungguh membingungkan."
"Bukankah itu yang jadi nilai utamanya?"
"Ya memang. Tapi standar integritasnya tinggi."