Yang pasti kedua sistem memiliki teknis yang sangat berbeda, maka dengan penyelenggara pemilu fisipol harus memiliki langkah taktis yang akurat dan menarik untuk kembali menghidupkan nafas demokrasi di lingkungan Fisipol dengan membuat propaganda yang sesuai dengan selera sosial media yang ada sampai saat ini ini menjadi langkah yang baik, penyelenggara perlu berpikir kreatif dan inovatif akan terselenggaranya pemilu.
Hal  ini jelas saja mengundang minat mahasiswa untuk terlibat, begitu juga apabila dilakukan secara offline, kegiatan pemilu juga perlu disosialisasikan dengan tepat, pengadaan kegiatan pemilu secara offline harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin, hal ini menunjang semangat partisipasi mahasiswa dan menghidupkan kembali euforia pesta demokrasi yang sudah tertidur di beberapa tahun kemarin.
HASIL PEMBAHASAN
Analisis Pemilu Online
Kegiatan Pemilihan Umum Raya (Pemira) merupakan sebuah pesta demokrasi tingkat fakultas maupun universitas yang diadakan setahun sekali. Dari kegiatan inilah dilahirkannya para pemimpin yang akan menjalankan roda kepemimpinan dan estafet perjuangan akan diteruskan. Namun, dengan adanya pandemi covid 19 menyebabkan beberapa kegiatan mahasiswa menjadi terhambat, termasuk pelaksanaan Pemira.Â
Pemira pada tingkat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FISIPOL UMY) misalnya, 2 Tahun terakhir Fisipol Umy telah menjalankan pemira secara online akibat pandemi covid-19.Â
Tata cara pemungutan online adalah; pemilih atgau mahasiswa diarahkan ke website yang telah dibuat panitia, setelah itu login menggunakan akun KRS Mahasiswa, dan Mahasiswa Fisipol dapat menggunakan haknya untuk memilih kandidat yang dipercaya sesuai kriteria.
Pemira yang dilakukan secara online ini terkesan membawa warna baru bagi pesta demokrasi mahasiswa. Namun dibalik itu semua nyatanya pemilu online yang dilakukan ditingkat Fisipol Umy dianggap memiliki kecacatan dan rentan akan kecurangan.Â
Hal tersebut dikuatkan oleh data kuisioner yang menunjukkan 58,5% masyarakat Fisipol Umy tidak puas dengan adanya pemilu online tersebut. Pemilu online disinyalir riskan akan kecurangan dan keberpihakan, dari mulai tata letak peserta pemilu yang tidak diletakkan secara sejajar, kurang masifnya mengenai sosialisasi pemilu, website yang mengalami gangguan, hingga penyalahgunaan akun KRS mahasiswa pemilih.
Analisis Pemilu Offline
Pemilu secara singkat dipahami sebagai kegiatan yang menjadi wadah masyarakat guna memilih seorang pemimpin, baik itu ditingkat desa, daerah, maupun negara. Pemilu tidak hanya dijadikan wadah guna memilih pejabat negara tetapi juga digunakan untuk memilih pejabat kampus.Â