Beberapa bulan kemudian, Ayu mulai menunjukkan perilaku aneh. Ia sering berbicara dengan dirinya sendiri, tertawa tanpa sebab, dan matanya tampak kosong. Ni Luh khawatir, ia membawa Ayu ke dukun desa untuk meminta pertolongan.
"Ibu, Ayu kenapa, ya?" tanya Ni Luh kepada dukun desa.
"Ayu kerasukan roh jahat, Bu," jawab dukun itu. "Roh itu mendiami laut di sekitar Nusa Penida."
"Roh jahat? Apa maksudnya, Pak?" tanya Ni Luh dengan cemas.
"Roh itu adalah roh seorang perempuan tua yang telah dibunuh di laut dan dimakamkan di dasar laut," jelas dukun itu. "Roh itu marah dan dendam kepada manusia, sehingga ia menyiksa jiwa-jiwa yang berani memasuki wilayahnya."
"Lalu, bagaimana cara mengusir roh itu, Pak?" tanya Ni Luh.